Parlemen Inggris Selidiki Pengintaian Elektronik

Reporter

Editor

Abdul Manan

Kamis, 17 Oktober 2013 22:13 WIB

Gedung GCHQ. Wikimedia.org

TEMPO.CO, London - Parlemen Inggris, Kamis 17 Oktober 2013, mengumumkan bahwa mereka akan meminta kesaksian masyarakat dan mengadakan dengar pendapat terbuka, sebagai bagian dari penyelidikan meluas ke skala pengawasan di dunia elektronik. Penyelidikan ini dipicu oleh pengungkapan oleh mantan analis badan intelijen Amerika Serikat, National Security Agency (NSA), Edward Snowden.

Komite Intelijen dan Keamanan Parlemen Inggris mengatakan, mereka akan mengkaji apakah hukum Inggris soal penyadapan terhadap komunikasi pribadi, yang dirancang lebih dari satu dekade lalu, masih memadai di era internet ini.

Snowden, awal tahun ini membocorkan adanya program rahasia berupa pengumpulan data panggilan telpon dan penyadapan data di internet, yang dilakukan bersama mitra internasionalnya, termasuk badan intelijen Inggris, Government Communications Headquarters (GCHQ).

Pengungkapan Snowden soal program pengintaian di dunia elektronik memicu perdebatan internasional mengenai luasnya skala pengawasan dan berkurangnya privasi di era digital.

Sebuah penyelidikan awal oleh Komite Parlemen Inggris menyimpulkan pada bulan Juli 2013 lalu bahwa GCHQ tidak menggunakan PRISM, program pengumpulan-informasi NSA, untuk menghindar dari pembatasan aktivitas spionase di dalam negeri.

Tetapi kelompok-kelompok kebebasan sipil menuntut penyelidikan yang lebih luas ke pengamatan di dunia maya.

Ketua Komite Malcolm Rifkind mengakui Kamis bahwa ada kebutuhan untuk "debat yang informatif dan bertanggung jawab" soal keseimbangan antara privasi individu dan keamanan bersama.

Dia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa komite ini akan memeriksa informasi yang dikategorikan rahasia, tetapi juga menerima pengajuan tertulis dari masyarakat "untuk memastikan bahwa komite dapat mempertimbangkan berbagai pendapat yang dikemukakan dalam topik ini." Setelah itu, komite akan mengadakan dengar pendapat lisan, yang sebagian di antaranya akan terbuka untuk publik.

Shami Chakrabarti dari kelompok HAM Liberty mengatakan, tidak jelas apakah penyelidikan oleh parlemen ini akan mencari kebenaran atau menjadi "taktik menutup-nutupi untuk menenangkan kekhawatiran publik". "Tentu penting bahwa komite merasa terdorong untuk menggali sedikit lebih dalam, tapi itu bukan pengganti dari adanya debat publik dan politik yang lebih luas," katanya.

CBS News | Abdul Manan

Berita terkait

Khawatir Perang Dunia III, Inggris Mulai Siapkan Militernya

9 Oktober 2017

Khawatir Perang Dunia III, Inggris Mulai Siapkan Militernya

Inggris telah melakukan persiapan militer untuk menghadapi kemungkinan Perang Dunia III?yang dipicu?Korea Utara?

Baca Selengkapnya

Wisatawan Ditawari Berburu Hantu di Penjara Terangker di Inggris

22 September 2017

Wisatawan Ditawari Berburu Hantu di Penjara Terangker di Inggris

Inggris tantang wisatawan bernyali untuk berburu hantu di
/>
penjara paling angker, Shepton Mallet.

Baca Selengkapnya

Heboh, Warga Percaya Nama Big Ben Diganti Massive Mohammed

20 Agustus 2017

Heboh, Warga Percaya Nama Big Ben Diganti Massive Mohammed

Beberapa orang di Inggris benar-benar berpikir bahwa menara jam Big Ben akan diganti namanya menjadi Massive Mohammed.

Baca Selengkapnya

Ternyata, Ratu Elizabeth II Minum 6 Gelas Alkohol Setiap Hari

4 Agustus 2017

Ternyata, Ratu Elizabeth II Minum 6 Gelas Alkohol Setiap Hari

Rtu Elizabeth II meminum alkohol sejak sebelum makan siang

Baca Selengkapnya

Charlie Gard, Bayi yang Dikalahkan Hukum Akhirnya Meninggal  

29 Juli 2017

Charlie Gard, Bayi yang Dikalahkan Hukum Akhirnya Meninggal  

Charlie Gard, bayi usia 11 bulan yang telah menyedot perhatian sejumlah pemimpin dunia dan masyarakat internasional akhirnya meninggal

Baca Selengkapnya

Fokus ke Kerajaan, Pangeran Williams Pensiun Jadi Pilot

27 Juli 2017

Fokus ke Kerajaan, Pangeran Williams Pensiun Jadi Pilot

Pengalaman sebagai pilot helikopter ambulans membuat Pangeran William sangat peduli pada kesehatan mental

Baca Selengkapnya

Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman

22 Juli 2017

Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman

Bocah perempuan berusia 5 tahun terisak di hadapan ayahnya, menceritakan dirinya didenda Rp 2,5 juta gara-gara berjualan minuman lemon di dekat rumahnya.

Baca Selengkapnya

Punya Tato di Wajah, Pria Inggris Diusir dari Pesawat

21 Juli 2017

Punya Tato di Wajah, Pria Inggris Diusir dari Pesawat

Sebuah keluarga Inggris mengklaim diusir dari sebuah pesawat karena sang ayah memiliki tato di wajah.

Baca Selengkapnya

Inggris Memulai Perundingan Putaran Pertama Brexit

17 Juli 2017

Inggris Memulai Perundingan Putaran Pertama Brexit

Davis direncanakan bertemu negosiator Brexit dari Uni, Eropa Michel Barnier, dalam perundingan yang berlangsung selama empat hari di Brussels.

Baca Selengkapnya

Kecanduan Jose Mourinho, Nenek Ini Bikin 20 Tatto Pelatih MU

7 Juli 2017

Kecanduan Jose Mourinho, Nenek Ini Bikin 20 Tatto Pelatih MU

Seorang nenek di Inggris mendedikasikan tubuhnya dengan 20 tatto bergambar pelatih Manchester United, Jose Mourinho.

Baca Selengkapnya