TEMPO.CO, Loon - Tim penyelamat Filipina berusaha menembus wilayah yang terisolasi akibat gempa, Rabu, 16 Oktober 2013. Hingga hari ini, Badan Mitigasi Bencana Nasional Filipina mencatat sebanyak 107 orang tewas akibat gempa berkekuatan 7,1 skala Richter yang mengguncang Pulau Bohol pada Selasa lalu.
"Fokus kami hari ini adalah berupaya mencapai wilayah-wilayah yang terisolasi. Masih banyak korban selamat yang saat ini terjebak di wilayah tersebut dan membutuhkan bantuan secepatnya,” kata juru bicara Badan Mitigasi Bencana Filipina, Reynaldo Balido.
Gempa di kawasan wisata Bohol itu memicu tanah longsor yang menghancurkan jembatan, permukiman penduduk, hingga sejumlah bangunan gereja berusia ratusan tahun.
Karena infrastruktur yang rusak dan pemadaman listrik, Balido mengungkapkan, tim penyelamat belum mengetahui seberapa besar kerusakan di wilayah yang terisolasi. “Kami bahkan tidak bisa membuat prediksi. Kami hanya bisa membuat asumsi akan lebih banyak korban tewas karena sejumlah bangunan hancur,” ujar Balido.
Di Kota Loon, sebuah kota kecil berjarak 20 kilometer dari pusat gempa, para korban selamat berjuang menyingkirkan reruntuhan bangunan untuk mencari kerabat mereka yang hilang. Serafin Megallen, warga Loon yang berprofesi sebagai nelayan, menuturkan dirinya terpaksa menggali reruntuhan batu bata dengan tangan untuk menyelamatkan ibu mertua dan sepupu istrinya.
“Mereka sempat selamat, tetapi akhirnya tewas akibat luka setelah bertahan selama tiga jam,” tutur Megallen, sedih.
Filipina merupakan salah satu negara rawan gempa karena berada di wilayah Cincin Api Lautan Pasifik. Gempa bumi terbesar di Filipina terjadi pada 1976, saat gempa berkekuatan 7,9 skala Richter mengguncang Teluk Moro di dekat Pulau Mindanao. Dalam musibah tersebut, sebanyak 5.000-8.000 warga dilaporkan tewas.
CHANNEL NEWSASIA | SITA PLANASARI AQUADINI
Berita terkait
Abu Sayyaf Serang Permukiman Dinihari Tadi, 9 Warga Dibunuh
21 Agustus 2017
Sekitar 60 milisi Abu Sayyaf menyerang Kota Maluso di Pulau Basilian, Filipina selatan, dinihari tadi, menyebabkan 9 warga sipil tewas dan 10 terluka.
Baca SelengkapnyaDuh, Duterte Sebut Universitas Oxford Tempat Kuliah Orang Bodoh
27 Juli 2017
Duterte mencerca Oxford setelah universitas itu merilis hasil penelitian perihal sang presiden dan buzzer atau penggaung di media sosial.
Baca SelengkapnyaMelukis Gunakan Darah, Begini Hasilnya --Oops
8 Juli 2017
Kel Cruz, seniman asal Kota Quezon, Filipina menggunakan berbagai elemen unik termasuk darah untuk melukis
Baca SelengkapnyaFilipina Umumkan Presiden Duterte Masih Hidup dan Sehat
27 Juni 2017
Pemerintah Filipina akhirnya angkat bicara soal keberadaan Presiden Rodrigo Duterte yang belakangan diisukan sakit berat karena jarang terlihat.
Baca SelengkapnyaMiliter Filipina: Militan ISIS di Marawi Menyamar Jadi Pengungsi
29 Mei 2017
Sejak peperangan berlangsung, hampir 200 ribu penduduk Marawi mengungsi ke Iligan berjarak sektar 38 kilometer ke arah utara.
Baca SelengkapnyaLelucon Kontraversial Duterte, Izinkan Tentara Perkosa 3 Wanita
28 Mei 2017
Presiden Rodrigo Duterte dengan nada bercanda, membuat lelucon bahwa anggota militer dapat memperkosa sampai 3 wanita.
Baca SelengkapnyaSituasi Marawi Mencekam, KJRI Terus Berkomunikasi dengan WNI
27 Mei 2017
Iqbal menjelaskan ke-17 WNI dalam keadaan baik tinggal di Kota Marawi.
Baca SelengkapnyaGereja Filipina: Duterte Terapkan Darurat Militer Lawan ISIS
25 Mei 2017
Uskup memperingatkan warga Marawi agar berhati-hati dan bekerjasama dengan militer.
Baca SelengkapnyaMelawan ISIS, Militer Filipina Lancarkan Serangan ke Marawi
25 Mei 2017
Angkatan Bersenjata Filipina mengerahkan sekitar 100 pasukan didukung oleh helikopter guna merebut Marawi dari tangan Maute.
Baca SelengkapnyaIni Profil Kelompok Maute, Pelaku Serangan Marawi
24 Mei 2017
Kelompok Maute yang juga dikenal sebagai Dawlah Islamiya Filipina kini menjadi sorotan atas serangannya terhadap Kota Marawi, Selasa lalu.
Baca Selengkapnya