TEMPO.CO, Washington - Dinas rahasia Amerika Serikat, Central Intelligence Agency (CIA) berencana untuk mulai memanggil ribuan karyawan yang dirumahkan tanpa digaji, Rabu, 9 Oktober 2013 waktu setempat. Dirumahkannya pegawai CIA ini akibat dari penutupan layanan pemerintah federal AS setelah Kongres tak berhasil mengesahkan Undang-Undang Belanja Federal pada 1 Oktober 2013 lalu.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan untuk pegawainya, Selasa, 8 Oktober 2013, Direktur CIA John Brennan mengutip kekhawatiran tentang "potensi negatif dari dampak kumulatif dan tak terlihat pada keamanan nasional" akibat dirumahkannya ribuan pegawai badan intelijen ini.
Para pejabat AS mengatakan bahwa badan-badan intelijen lain mengambil langkah yang sama, namun mereka menolak menyebutkan secara spesifik berapa banyak yang akan dipekerjakan kembali serta dari bagian apa.
Shawn Turner, juru bicara Direktur Intelijen Nasional James Clapper mengatakan, bosnya telah resmi mempekerjakan kembali "beberapa karyawan" yang bertugas di National Counterterrorism Center, National Counterproliferation Center, Office of the National Counterintelligence Executive, dan National Intelligence Council.
Pada Senin, 7 Oktober 2013, Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel mulai memanggil hampir semua 350.000 pekerja sipil Pentagon yang dirumahkan untuk kembali ke pekerjaan mereka.
Para pejabat di bidang pertahanan mengatakan, mereka akan menggunakan beberapa hari ini untuk menentukan berapa banyak karyawan yang akan dipanggil kembali untuk bekerja dan berapa banyak yang akan diperintahkan untuk kembali ke pekerjaan mereka jika kebuntuan anggaran terus berlangsung.
Langkah kepala badan intelijen AS ini dilakukan setelah anggota parlemen senior mengekspresikan sikap cemas dan mengajukan kritik soal banyaknya pegawai di badan intelijen yang dirumahkan karena dikategorikan "tidak penting" di bawah pedoman yang dikeluarkan badan federal.
Pada Jumat, 4 Oktober 2013 lalu, Senator Charles E. Grassley mengirim surat kepada Clapper dan menuduhnya "gagal memimpin" karena tak bisa melindungi lebih banyak pegawai di badan mata-mata AS dari dampak shutdown.
Dalam sidang awal bulan ini, Clapper memang bersaksi bahwa dirumahkannya para pegawai badan intelijen memiliki efek berbahaya pada pengumpulan dan analisis intelijen, dan membuat AS lebih rentan terhadap serangan teroris dan ancaman lainnya.
Khawatir dengan penilaian itu, Grassley mengatakan kepada Clapper bahwa keputusan untuk merumahkan pegawai intelijen berarti bahwa "Anda perlu pengacara yang lebih baik atau Anda perlu membuat perubahan besar dalam sumber daya manusia."
Para pejabat AS, Selasa, 8 Oktober 2013, bersikeras bahwa keputusan untuk memanggil kembali ribuan pegawai di badan intelijen itu tidak boleh ditafsirkan sebagai indikasi bahwa terlalu banyak pegawai yang dirumahkan secara dini.
Sebaliknya, kata para pejabat itu, dirumahkannya pegawai ini didasarkan pada harapan besar bahwa shutdown hanya akan bertahan beberapa hari. Selain itu, dirumahkannya mereka mulai menimbulkan dampak yang lebih besar pada fungsi vital badan ini jika kebuntuan anggaran berlarut-larut.
John Brennan mengatakan, pemanggilan itu untuk pegawai yang "langsung terlibat dalam misi inti" dan memperingatkan bahwa masih "ada fungsi penting lain yang tidak akan mampu dilakukan". Juru bicara CIA tidak akan menjelaskan lebih lanjut soal pernyataan Brennan ini.
Para pejabat sebelumnya mengatakan bahwa pemotongan anggaran mempengrauhi pegawai di semua cabang CIA , termasuk analis serta agen yang bertugas dalam operasi terselubung yang bertanggung jawab untuk melaksanakan misi mata-mata di luar negeri.
WASHINGTON POST | ABDUL MANAN
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya