Marina Litvinenko Menuntut Ada Penyelidikan Publik  

Reporter

Editor

Abdul Manan

Selasa, 8 Oktober 2013 14:01 WIB

Markas badan intelijen Inggris MI6, di Vauxhall, London. telegraph.co.uk

TEMPO.CO, London - Marina Litvinenko, janda pembangkang Rusia, Alexander Litvinenko, secara "berani " memutuskan untuk melanjutkan perjuangannya dengan memaksa adanya penyelidikan publik atas kematian suaminya. Litvinenko tewas setelah diracun di London tahun 2006.

Pekan lalu, Marina Litvinenko menangis saat mengatakan dirinya akan terus berjuang untuk mendanai perjuangannya melawan keputusan pemerintah Inggris, yang menunggu hasil dari pemeriksaan normal sebelum memutuskan apakah harus ada penyelidikan yang lebih luas cakupannya.

Litvinenko mengatakan, dirinya ingin mendapatkan "kebenaran" tentang bagaimana suaminya, mantan mata-mata Rusia KGB, meninggal tujuh tahun yang lalu.

Dia meminta bantuan dana kepada masyarakat Inggris untuk membiayai kasusnya. Sebelumnya, hakim pengadilan tinggi menolak pada Kamis lalu untuk melindunginya terhadap biaya yang berpotensi membuatnya kehilangan uang hingga £ 40 ribu jika dia kalah.

Pada hari Senin, 7 Oktober 2013, pengacaranya, Elena Tsirlina, mengumumkan: "Mrs Litvinenko telah membuat keputusan yang berani untuk mengajukan judicial review melawan keputusan Menteri Dalam Negeri yang tidak akan mengadakan penyelidikan publik, dan untuk terus berjuang demi mengungkap kebenaran tentang kematian suaminya, meskipun menghadapi kesulitan."

"Kami telah diberi tahu hari ini oleh pengadilan dan semua pihak atas hal yang sama. Mrs Litvinenko bersyukur kepada publik di Inggris dan luar negeri untuk semua dukungannya," kata Elena.

Litvinenko ingin pengadilan tinggi di London menyatakan Menteri Dalam Negeri Inggris Theresa May salah karena tidak memerintahkan penyelidikan publik dalam kematian suaminya tahun 2006.

Alexander Litvinenko diracun dengan radioaktif polonium-210 saat minum teh bersama dua orang Rusia, salah satunya adalah mantan pejabat KGB, di Hotel Milenium di Grosvenor Square, London. Litvinenko kemudian meninggal. Marina percaya suaminya bekerja untuk badan intelijen Inggris, MI6, pada saat kematiannya, dan dibunuh atas perintah pemerintah Kremlin.

Ben Emerson QC memberi tahu Marina Litvinenko di pengadilan pekan lalu bahwa ia mempertaruhkan hampir "semua aset yang bisa dia akses" untuk mendapatkan kebenaran dengan meluncurkan permintaan judicial review.

Emerson mengatakan, "Pemerintah Inggris dalam posisi memiliki bukti yang menunjukkan setidaknya ada bukti awal bahwa pembunuhan itu diperintahkan oleh pejabat pemerintah Rusia."

Koroner Sir Robert Owen, yang meminta penyelidikan publik, mengatakan bahwa ia tidak bisa mendengar bukti di depan umum pada pemeriksaan normal soal dugaan keterlibatan negara Rusia dalam kematian Litvinenko. Koroner adalah pejabat publik yang menginvestigasi kasus pembunuhan.

Meskipun ada permintaan dari Owen, Menteri Dalam Negeri Inggris memutuskan bahwa pemeriksaan harus dilanjutkan, dan mengadopsi sikap "tunggu dan lihat", apakah penyelidikan umum atau bentuk lain dari penyelidikan lebih lanjut mungkin diperlukan nanti.

Pengadilan tinggi saat ini yang akan memutuskan apakah Marina Litvinenko memiliki "kasus yang diperdebatkan", yang harus dilanjutkan dalam sidang penuh.

GUARDIAN | ABDUL MANAN

Berita terkait

Khawatir Perang Dunia III, Inggris Mulai Siapkan Militernya

9 Oktober 2017

Khawatir Perang Dunia III, Inggris Mulai Siapkan Militernya

Inggris telah melakukan persiapan militer untuk menghadapi kemungkinan Perang Dunia III?yang dipicu?Korea Utara?

Baca Selengkapnya

Wisatawan Ditawari Berburu Hantu di Penjara Terangker di Inggris

22 September 2017

Wisatawan Ditawari Berburu Hantu di Penjara Terangker di Inggris

Inggris tantang wisatawan bernyali untuk berburu hantu di
/>
penjara paling angker, Shepton Mallet.

Baca Selengkapnya

Heboh, Warga Percaya Nama Big Ben Diganti Massive Mohammed

20 Agustus 2017

Heboh, Warga Percaya Nama Big Ben Diganti Massive Mohammed

Beberapa orang di Inggris benar-benar berpikir bahwa menara jam Big Ben akan diganti namanya menjadi Massive Mohammed.

Baca Selengkapnya

Ternyata, Ratu Elizabeth II Minum 6 Gelas Alkohol Setiap Hari

4 Agustus 2017

Ternyata, Ratu Elizabeth II Minum 6 Gelas Alkohol Setiap Hari

Rtu Elizabeth II meminum alkohol sejak sebelum makan siang

Baca Selengkapnya

Charlie Gard, Bayi yang Dikalahkan Hukum Akhirnya Meninggal  

29 Juli 2017

Charlie Gard, Bayi yang Dikalahkan Hukum Akhirnya Meninggal  

Charlie Gard, bayi usia 11 bulan yang telah menyedot perhatian sejumlah pemimpin dunia dan masyarakat internasional akhirnya meninggal

Baca Selengkapnya

Fokus ke Kerajaan, Pangeran Williams Pensiun Jadi Pilot

27 Juli 2017

Fokus ke Kerajaan, Pangeran Williams Pensiun Jadi Pilot

Pengalaman sebagai pilot helikopter ambulans membuat Pangeran William sangat peduli pada kesehatan mental

Baca Selengkapnya

Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman

22 Juli 2017

Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman

Bocah perempuan berusia 5 tahun terisak di hadapan ayahnya, menceritakan dirinya didenda Rp 2,5 juta gara-gara berjualan minuman lemon di dekat rumahnya.

Baca Selengkapnya

Punya Tato di Wajah, Pria Inggris Diusir dari Pesawat

21 Juli 2017

Punya Tato di Wajah, Pria Inggris Diusir dari Pesawat

Sebuah keluarga Inggris mengklaim diusir dari sebuah pesawat karena sang ayah memiliki tato di wajah.

Baca Selengkapnya

Inggris Memulai Perundingan Putaran Pertama Brexit

17 Juli 2017

Inggris Memulai Perundingan Putaran Pertama Brexit

Davis direncanakan bertemu negosiator Brexit dari Uni, Eropa Michel Barnier, dalam perundingan yang berlangsung selama empat hari di Brussels.

Baca Selengkapnya

Kecanduan Jose Mourinho, Nenek Ini Bikin 20 Tatto Pelatih MU

7 Juli 2017

Kecanduan Jose Mourinho, Nenek Ini Bikin 20 Tatto Pelatih MU

Seorang nenek di Inggris mendedikasikan tubuhnya dengan 20 tatto bergambar pelatih Manchester United, Jose Mourinho.

Baca Selengkapnya