Presiden Barack Obama Akhirnya Batal ke KTT APEC  

Reporter

Editor

Abdul Manan

Jumat, 4 Oktober 2013 09:14 WIB

Presiden Amerika Serikat Barack Obama, duduk di sebelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat rapat meja bundar di Pertemuan G-20 summit di St. Petersburg, Rusia (5/9). (AP Photo/Sergei Karpukhin, Pool)

TEMPO.CO, Denpasar - Presiden Amerika Serikat Barack Obama akhirnya tak bisa menghadiri acara Asia Pacific Economic Conference (APEC) di Bali, 1-8 Oktober 2013. Soal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa, Jumat pagi, 4 Oktober 2013.

"Presiden Barack Obama tidak dapat menghadiri APEC 2013. Ketidakhadiran Presiden Obama disampaikan melalui telepon kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pukul 08.15 pagi ini," kata Marty di sela-sela pertemuan tingkat menteri APEC di Laguna, Nusa Dua, Bali.

"Presiden Obama menyatakan tak bisa menghadiri APEC karena akan membahas anggaran lebih mendalam di negaranya. Untuk itu, delegasi AS di APEC dan di semua pertemuan akan diwakili oleh Menteri Luar Negeri AS John Kerry," kata Marty.

Sebelum terjadi krisis yang berujung pada ditutupnya sejumlah layanan (shutdwon) pemerintah federal AS mulai 1 Oktober 2013, Obama sudah memastikan akan menghadiri KTT APEC serta mengagendakan kunjungan ke Malaysia dan Filipina. Namun, setelah terjadi krisis anggaran akibat tak bisa disahkannya anggaran belanja federal oleh DPR dan Senat, Obama membatalkan perjalanannya ke Asia, termasuk kini ke KTT APEC.

Krisis politik di AS bermula dari tak ditemukannya kompromi soal anggaran belanja federal hingga tenggat 30 September lalu. Republik hanya bersedia menyetujui undang-undang belanja itu jika Obama menunda setahun pelaksanaan Patient Protection and Affordable Care Act of 2010--yang akrab disebut Obamacare. Obama dan Demokrat menolak proposal ini, yang mengakibatkan undang-undang belanja federal tak disepakati.

Dampak dari tak disahkannya anggaran belanja federal ini, Gedung Putih meminta badan federal menjalankan rencana daruratnya, yaitu merumahkan sekitar 700 ribu pegawai tanpa digaji serta menutup layanan yang dianggap kurang penting.

NATALIA SANTI

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya