Presiden baru Iran, Hasan Rouhani melambaikan tangan setelah upacara pengambilan sumpah di gedung parlemen, di Teheran, Iran, Minggu (4/8). Rouhani menyerukan kepada negara Barat untuk menghilangkan sanksi kepada negaranya atas program nuklir yang kontroversial, untuk meringankan beban ekonomi warga Iran. AP/Ebrahim Noroozi
TEMPO.CO, Teheran - Hassan Rouhani, presiden baru Iran, memuji Barack Obama menyusul kesediaannya saling berkirim surat dengan sejawatnya dari Amerika Serikat itu. Dia mengatakan bahwa pemerintahannya sama sekali tak pernah mengembangkan senjata nuklir.
Rouhani menjelaskan, Obama baru-baru ini menulis surat untuknya, isinya ucapan selamat atas terpilihnya menjadi pemenang pemilu serta sejumlah isu yang menjadi perhatiannya.
"Saya membalas surat itu. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih dan menyampaikan pandangan Iran mengenai berbagai isu yang muncul seperti yang disebutkan dalam suratnya serta isu-isu lainnya," kata Rouhani kepada NBC News dalam perjalanannya menuju Sidang Umum PBB di New York pada Rabu, 18 September 2013.
"Dari sudut pandang saya, nada surat tersebut positif dan konstruktif," tambahnya.
Sebelumnya, juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, mengatakan, "Di dalam suratnya (Obama), Presiden menerangkan bahwa Amerika Serikat siap memecahkan kembali isu nuklir sebagai cara agar Iran bisa melanjutkan kembali program nuklir demi tujuan damai."
AS dan sekutunya, selama ini meningkatkan sanksinya terhadap Iran lantaran Negeri Mullah itu dicurigai telah meningkatkan kapasitas program nuklirnya yang semula untuk kebutuhan energi meningkat menjadi alat persenjataan. Namun demikian, kecurigaan itu dibantah Iran. "Program nuklir Iran semata-mata untuk tujuan sipil."
Saling kirim surat dan komentar kedua pemimpin itu muncul sebagai sinyal mencairnya hubungan antara Washington dengan Teheran mengenai isu nuklir.