'Snowden' Baru Ungkap Rekening Gendut Bank Swiss  

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Minggu, 11 Agustus 2013 08:19 WIB

Jcohs.org

TEMPO.CO, Paris - Hervé Falciani dijuluki 'Edward Snowden'-nya dunia perbankan. Dia tahu semua mulai dari celah kelemahan sistem keamanan perbankan hingga mengantongi ribuan nama pemilik rekening gendut di Bank Swiss. Bank-bank di Swiss memang kerap jadi langganan para koruptor atau mafia untuk mengamankan uang mereka.

'Snowden Perbankan' ini diburu oleh polisi Swiss, dipenjara oleh Spanyol,dan mengklaim telah diculik oleh agen Mossad Israel yang bersemangat memburu data klien yang dicurinya saat bekerja untuk lembaga keuangan besar di Jenewa.

"Saya lemah dan sendirian," kata Falciani, yang kini hidup dalam pengawalan ketat penjaga yang disediakan oleh pemerintah Prancis. Perlindungan dibutuhkan, karena dia menghadapi risiko sebagai satu-satunya orang yang bisa menguraikan data dienkripsi - lima CD-ROM yang berisi daftar hampir 130 ribu pemegang rekening yang jika diungkap mungkin akan menjadi kebocoran terbesar yang pernah ada di dunia perbankan Swiss.

Mantan teknisi komputer perbankan ini buron sejak 2008. Ia menjadi orang paling dicari saat ini sebagai penjahat bank. Namun, pendukungnya menyatakan dia adalah 'pejuang' yang berani melawan praktik perbankan Swiss yang kotor dan pro-pencucian uang.

"Ini adalah perang ekonomi," kata Falciani, 41 tahun, yang kini berjenggot panjang demi penyamaran. "Di Swiss, bank sangat terorganisir. Mereka mampu menghindari aturan-aturan baru dan hukum untuk terus mengaktifkan penggelapan pajak."

HSBC memecat Falciani tahun 2008 dan menuduhnya sebagai manipulator yang lebih silau oleh uang daripada idealisme tinggi. Data yang ia bocorkan - beberapa mengatakan dijual - sejak tahun 2008 telah mendatangkan malapetaka dalam dunia perbankan, juga politisi berduit di Eropa.

Informasi Falciani, sekarang terkenal sebagai "Daftar Lagarde", telah mengguncang politik Yunani. Banyak pejabat negeri itu menghindari pajak dengan menyembunyikannya di Bank Swiss.

Data darinya juga berhasil membantu Spanyol mengumpulkan 260 juta euro (US$ 345 juta) dalam bentuk pajak dan mengidentifikasi lebih dari 650 wajib pajak nakal, termasuk presiden Banco Santander.

Pada tahun 2012, Falciani menyampaikan informasi kepada pihak berwenang Amerika Serikat. Hasilnya, otoritas hukum negeri itu menggunakan data itu untuk mengejar penyelidikan mengenai kepatuhan bank pada HSBC, yang memaksa bank ini membayar ganti rugi US$ 1,92 miliar pada bulan Desember.

Meski begitu, Falciani menegaskan bahwa hanya sebagian kecil data yang telah didekripsi dan digunakan. Ia mengantongi ribuan lainnya.

Sejak dibebaskan dari penjara tahun ini setelah seorang hakim Spanyol menolak permintaan ekstradisi Swiss. Falciani, yang menikah dan memiliki seorang anak perempuan, memilih tinggal di Prancis. Pihak berwenang di sini telah menawarkan perlindungan dalam pertukaran informasi mengenai daftar wajib pajak yang nakal di Prancis.

"Tujuan utama saya adalah untuk membantu pemerintah mengembangkan pertahanan," kata Falciani. "Kita berada di bawah serangan dan kehilangan banyak uang pajak dari sistem perbankan Swiss. Jika Anda memiliki musuh yang ingin menyerang, hukum tidak cukup dan Anda perlu tentara untuk membangun ketahanan ekonomi."

Berasal dari Monaco yang dididik di selatan Prancis, Falciani pernah bekerja dalam ketidakjelasan di HSBC. Pada tahun 2005, ia dipromosikan dan dipindahkan ke Jenewa. Tahun berikutnya, ia mengatakan ia menyuarakan keprihatinan kepada bosnya mengenai kelemahan keamanan dalam sistem komputer Swiss yang bisa melanggar privasi deposan.

Diabaikan oleh atasannya, Falciani mengatakan ia mulai mengumpulkan informasi metodis, dalam upaya untuk membuktikan sistem itu rentan. Bank menyangkal bahwa ia pernah memperingatkan mereka dan percaya bahwa ia mengumpulkan informasi selama periode dua tahun.

Awal, Falciani mengatakan awalnya informasinya diabaikan banyak negara Eropa. Namun kemudian ekonomi Eropa merosot dan pemerintah mulai memperhatikannya.

Dalam sebuah laporan dari Majelis Nasional Prancis pada bulan Juli, anggota parlemen Christian Eckert mencaci pemerintah karena lambat menggunakan daftar Falciani. Menurut Eckert, daftar itu -- seluruhnya 127.311 klien -- memuat daftar 6.313 nasabah asal Prancis yang diduga merupakan para penggelap pajak.

HSBC menolak informasi Falciani, dan menyebutnya sebagai cacat, bersikeras menyatakan data itu penuh dengan kesalahan. Bank ini menyatakan bahwa data yang dicuri hanya mempengaruhi 15 ribu kliennya.

"Niat Falciani murni untuk menjual data," kata David Brugger, seorang juru bicara bank, dalam sebuah pernyataan e-mail. "Hanya dihadapkan dengan prospek ekstradisi dan perpanjangan waktu di balik jeruji besi, Falciani memutuskan untuk bekerja sama dengan pihak berwenang Spanyol. Skema yang sama dia lakukan dengan Prancis dan negara-negara lain. "

Dugaan menjual data ini dikuatkan oleh Georgina Mikhael, seorang mantan konsultan komputer HSBC yang bekerja dengan Falciani di Jenewa. Mikhael mengatakan dia membantu Falciani mengembangkan sebuah perusahaan berbasis di Hong Kong, Palorva, untuk menjual data ke bank lain.

Awalnya percaya ia memperoleh informasi melalui apa yang disebut data mining dari Internet. Dia mengatakan bahwa mereka pergi ke Libanon pada tahun 2008 untuk menjual jasa mereka kepada empat bank. Dia bilang dia menjadi curiga ketika Falciani bersikeras menggunakan nama Arab palsu, Ruben Al-Chidiack, untuk urusan bisnis mereka.

"Dia tidak pernah memberikan sesuatu secara gratis," kata Mikhael. Ia mencatat setelah upaya gagal Lebanon, Falciani mencoba mendekati badan intelijen Jerman dan Prancis, biasanya membawa pisau di tasnya karena ia takut risiko. "Selalu ia yang meminta. Dia bukan Robin Hood."

Mikhael, yang saat ini menganggur dan hidup di Lebanon, mengatakan bahwa dia adalah simpanan Falciani. Ia percaya pada pria itu setelah Falciani berencana untuk menceraikan istrinya. Dia sekarang tengah mengajukan gugatan pencemaran nama baik di Prancis, setelah dia diculik oleh agen Mossad di Jenewa yang sedang mencari informasi bank tentang orang-orang yang memiliki hubungan Hizbullah, termasuk dia.

Mikhael mengatakan dia tidak memiliki hubungan Hizbullah dan dia adalah seorang Kristen.

NEW YORK POST | TRIP B

Berita terkait

Mahkamah Agung Swiss Batalkan Vonis Dokter yang Bantu Perempuan Sehat Bunuh Diri

10 Desember 2021

Mahkamah Agung Swiss Batalkan Vonis Dokter yang Bantu Perempuan Sehat Bunuh Diri

Mahkamah Agung Swiss membatalkan vonis terhadap seorang dokter Jenewa, yang membantu seorang perempuan sehat berusia 86 tahun melakukan bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Dubes Swiss Yakin Perdagangan Bebas dengan RI Menguntungkan

5 Februari 2020

Dubes Swiss Yakin Perdagangan Bebas dengan RI Menguntungkan

Dalam sosialisasi IE-CEPA, Duta Besar Swiss untuk RI Kurt Kunz mengatakan Indonesia memiliki sektor andalan perdagangan yang dibutuhkan Swiss.

Baca Selengkapnya

Hindari Pajak, Miliarder Swiss Didenda Rp 52,1 Miliar

24 Oktober 2016

Hindari Pajak, Miliarder Swiss Didenda Rp 52,1 Miliar

Bea cukai Swiss menjatuhkan denda sebesar US$ 4 juta atau Rp 52,1 miliar kepada miliarder Swiss, Urs Schwarzenbach, setelah ia menghindari pajak.

Baca Selengkapnya

Serangan di Kereta Swiss, Enam Orang Terluka  

14 Agustus 2016

Serangan di Kereta Swiss, Enam Orang Terluka  

Seorang pria menyerang penumpang kereta api di Swiss. Enam orang terluka.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Swiss Resmi Larang Burkak Dikenakan di Tempat Umum

7 Juli 2016

Pemerintah Swiss Resmi Larang Burkak Dikenakan di Tempat Umum

Larangan mengenakan burkak dan niqab, pakaian wanita yang hanya memperlihatkan mata, kini berlaku di Swiss mulai 1 Juli 2016.

Baca Selengkapnya

Terowongan Kereta Terpanjang di Dunia, Gotthard, Beroperasi  

1 Juni 2016

Terowongan Kereta Terpanjang di Dunia, Gotthard, Beroperasi  

Swiss meresmikan pengoperasian terowongan rel kereta, Gotthard, yang diklaim sebagai terowongan rel kereta terpanjang dan terdalam di dunia.

Baca Selengkapnya

Bank Swiss Terlibat Skandal Dana 1MBD, Najib Razak Terancam?  

25 Mei 2016

Bank Swiss Terlibat Skandal Dana 1MBD, Najib Razak Terancam?  

Kejaksaan Agung Swiss menemukan keterlibatan bank BSI SA dalam skandal dana investasi Malaysia 1MBD. Perdana Menteri Malaysia Najib Razak terancam?

Baca Selengkapnya

Pendiri IKEA Akui Semua Pakaiannya Dibeli di Pasar Loak  

11 Maret 2016

Pendiri IKEA Akui Semua Pakaiannya Dibeli di Pasar Loak  

Pendiri IKEA yang pernah tercatat sebagai orang keempat terkaya di dunia itu terkenal karena sifatnya yang pelit.

Baca Selengkapnya

Buntut Teror Paris, Swiss Larang Wanita Pakai Cadar  

25 November 2015

Buntut Teror Paris, Swiss Larang Wanita Pakai Cadar  

Wanita yang memakai cadar di negara bagian Swiss bisa didenda hingga Rp 135 juta.

Baca Selengkapnya

Keren, Arsitek Ini Bangun Hutan Cemara di Gedung Pencakar Langit  

13 November 2015

Keren, Arsitek Ini Bangun Hutan Cemara di Gedung Pencakar Langit  

Gedung pencakar langit dengan hutan cemara itu akan menjadi yang pertama di dunia.

Baca Selengkapnya