Jurnalis Amerika Terancam Dibui Seabad

Reporter

Senin, 15 Juli 2013 17:12 WIB

Berrett Brown. dailydot.com

TEMPO.CO, Jakarta -Jurnalis investigasi Amerika, Barrett Brown terancam dibui lebih satu abad lamanya atas tuduhan meretas email internal Stratfor, badan intelijen swasta bermarkas di Amerika. Sidang perdananya akan digelar awal September mendatang.




Reportes Without Borders, lembaga internasional pemantauan kemerdekaan informasi , mengangkat kasus yang tengah dihadapi Brown, 31 tahun, dalam lamannya pada Kamis, 11 Juli 2013. “Barrett Brown bukan peretas, dia bukan pelaku kriminal,” kata Christophe Deloire, Sekretaris Jenderal Reportes Without Borders.




Menurut Deloire, dasar ancaman hukuman penjara selama 105 tahun tidak jelas dan membahayakan masa depan jurnalis-jurnalis yang menginvestigasi lembaga-lembaga intelijen seperti Startfor.


Advertising
Advertising



Brown, jelas Deloire, ditangkap pada 12 September 2012. Ia saat itu melakukan investigasi isi dari sekitar 5 juta email internal Startfor yang dirilis berkaitan dengan isu publik yang kemudian dipublikasikan oleh WikiLeaks. Ia bermaksud meneliti isi dari email-email itu untuk mendapatkan data jelas mengenai operasi mana yang dilakukan oleh intelijen swasta dan yang mana oleh pemerintah.



Brown yang juga pendiri ProjectPM, lembaga yang mempublikasikan penelitian dan laporan para think-thank mengenai isu-isu intelijen, hak asasi manusia, dan demokrasi, masuk radar pengintaian setelah ikut membongkar proyek kotor Team Themis, lembaga intelijen swasta, dengan Bank of America dan Kamar Dagang Amerika pada Februari 2011. Kasus ini mendorong selusin anggota parlemen mendesak dilakukan investigasi.




Saat menjerat Brown pun ditemukan. Selagi Brown ber-chatting di Tinychat, polisi FBI menangkapnya tanpa menjelaskan alasan penangkapan dan menolak pembayaran uang jaminan. Kemudian, 3 Oktober 2012, dakwaan terhadap Brown diperberat dengan tuduhan melakukan berbagai ancaman, konspirasi dan pembalasan dendam terhadap aparat FBI Robert Smith yang diunduhnya di Youtube setelah FBI menggrebek rumahnya dan rumah ibunya.




Kasus Brown menambah panjang daftar kasus kemerdekaan informasi di negeri yang mengaku paling demokratis itu. Sebelumnya kasus Bradley Manning dan James Rosen. Para pendukung kemerdekaan informasi menggalang solidaritas untuk Brown dengan membuka laman Freebarretbrown.org.




RSF.ORG I MARIA RITA HASUGIAN

Berita terkait

Pembawa Acara Talk Show Politik Populer Pakistan Diskors karena Kritik Militer

1 Juni 2021

Pembawa Acara Talk Show Politik Populer Pakistan Diskors karena Kritik Militer

Hamid Mir, jurnalis ternama dan pembawa acara talk show politik populer di Pakistan, diskors setelah mengkritik militer dan mendukung sesama jurnalis.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Kecam Kekerasan terhadap Jurnalis di Munajat 212

22 Februari 2019

AJI Jakarta Kecam Kekerasan terhadap Jurnalis di Munajat 212

AJI Jakarta mengutuk aksi kekerasan dan intimidasi oleh massa FPI terhadap jurnalis yang sedang liputan di acara Munajat 212.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Kecam Intimidasi Terhadap Jurnalis Detikcom

5 November 2018

AJI Jakarta Kecam Intimidasi Terhadap Jurnalis Detikcom

Menurut Ketua AJI Jakarta, intimidasi terhadap jurnalis seperti itu telah mengancam kebebasan pers.

Baca Selengkapnya

Dukung Jurnalis Investigasi, ICIJ Luncurkan ICIJ Insiders

20 Juni 2018

Dukung Jurnalis Investigasi, ICIJ Luncurkan ICIJ Insiders

International Consortium of Investigative Journalism (ICIJ) membuka program untuk para pendonor yang disebut ICIJ Insiders.

Baca Selengkapnya

Bagi Jurnalis, Honduras Negeri Paling Bahaya di Amerika

4 Mei 2018

Bagi Jurnalis, Honduras Negeri Paling Bahaya di Amerika

Honduras adalah negeri paling bahaya di Amerika Selatan bagi jurnalis. Pelecehan dan panggilan telepon gelap kerap diamali jurnalis.

Baca Selengkapnya

Hari Pers Dunia, Jurnalis Mesir Terima Penghargaan dalam Penjara

3 Mei 2018

Hari Pers Dunia, Jurnalis Mesir Terima Penghargaan dalam Penjara

Memperingati hari pers dunia, jurnalis foto mesir, Shawkan, mendapat penghargaan World Press Freedom dari UNESCO ketika ia menjalani penahanan.

Baca Selengkapnya

Jurnalis TV Bacakan Deklarasi Pilkada yang Damai dan Bebas SARA

3 Maret 2018

Jurnalis TV Bacakan Deklarasi Pilkada yang Damai dan Bebas SARA

Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) mendeklarasikan janji pemilihan kepala daerah atau pilkada yang damai, bebas konten SARA.

Baca Selengkapnya

Intimidasi terhadap Jurnalis BBC yang Meliput di Papua, Dikecam

5 Februari 2018

Intimidasi terhadap Jurnalis BBC yang Meliput di Papua, Dikecam

Tiga jurnalis BBC Indonesia diusir saat meliput wabah campak dan busung lapar di Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua, karena cuitan di Twitter.

Baca Selengkapnya

Polri Belum Terima Investigasi Pengusiran Wartawan BBC dari Papua

4 Februari 2018

Polri Belum Terima Investigasi Pengusiran Wartawan BBC dari Papua

Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Syafruddin mengatakan belum menerima hasil investigasi terhadap pemulangan kontributor dan wartawan BBC dari Papua.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Top New York Times Diskors Gara-gara Lecehkan Reporter

21 November 2017

Jurnalis Top New York Times Diskors Gara-gara Lecehkan Reporter

Jurnalis politik terkemuka New York Times diskors karena tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa reporter wanita muda.

Baca Selengkapnya