Jerman Dijuluki Rumah Bordil Terbesar di Eropa

Reporter

Editor

Abdul Manan

Minggu, 16 Juni 2013 23:23 WIB

Ilustrasi pelacuran / prostitusi. REUTERS/Edgar Su

TEMPO.CO, Berlin - Dengan pakaian kulit ketat dan tas bergelantungan di pinggang mereka, pekerja seks tampak menunggu di pinggir jalan dekat Hauptbahnhof, salah satu pusat belanja dan hiburan tersibuk di Berlin. Ini adalah pemandangan yang akrab sebelum gelap di ibukota negara yang telah dijuluki "rumah bordil terbesar di Eropa" itu.

Perdagangan seks di Jerman meningkat secara dramatis sejak prostitusi dibebaskan pada tahun 2002. Lebih dari satu juta pria membayar untuk seks setiap hari di Jerman, kata sebuah film dokumenter "Sex - Made in Jerman", yang disiarkan pekan ini di lembaga penyiaran publik Jerman, ARD.

Berdasarkan hasil dua tahun penelitian dengan menggunakan kamera tersembunyi, film garapan Sonia Kennebeck dan Tina Soliman itu memperlihatkan bordil kelas flat di mana orang membayar 49 euro atau sekitar Rp 650 ribu untuk seks yang mereka inginkan. Ada kenaikan angka pariwisata seks, yang pelanggannya adalah laki-laki dari Asia, Timur Tengah, dan Amerika Utara yang datang ke Jerman untuk kebutuhan itu.

Hukum Jerman yang mengatur perdagangan seks dianggap salah satu yang paling liberal di dunia. Ini disahkan oleh koalisi pemerintah sebelumnya, yang terdiri dari Partai Sosial Demokrat (SPD) dan Partai Hijau, dalam upaya untuk memperkuat hak-hak pekerja seks dan memberikan mereka akses atas asuransi kesehatan dan manfaat lainnya.

Sejak itu, kawasan lampu merah telah menjadi lebih menonjol di berbagai kota besar Jerman seperti Berlin, Frankfurt, dan Hamburg, di mana Reeperbahn terkenal sebagai tempat perdagangan seks. Selama Piala Dunia 2006 di Jerman, pelacuran muncul dekat dengan stadion sepak bola di seluruh negeri untuk memenuhi hasrat seks para penggemar sepak bola sebelum dan sesudah pertandingan.

Tetapi lebih dari 10 tahun setelah undang-undang disahkan, kritikus menjadi semakin vokal atas undang-undang ini. Mereka berpendapat bahwa meskipun mungkin regulasi itu bermanfaat bagi pekerja seks, itu juga membuat lebih mudah bagi wanita dari Eropa Timur dan negara-negara di luar Uni Eropa untuk dipaksa menjadi pelacur oleh para pelaku perdagangan manusia. Dua pertiga dari 400.000 pekerja seks Jerman berasal dari luar negara ini.

"Perempuan migran yang tidak tahu bahasa setempat sangat tergantung pada orang-orang untuk membawa mereka ke sini dan menunjukkan kepada mereka keadaan di sekitar," kata Roshan Heiler, kepala konseling Solwodi cabang Aachen. Solwodi adalah organisasi untuk memperjuangkan hak-hak perempuan yang dipaksa menjadi pelacur.

Dia mengaku tidak terkejut dengan jumlah orang yang sekarang ini membeli seks di Jerman. "Saya pikir itu hanya akibat dari legalisasi," katanya. "Orang-orang tidak dituntut (karena melakukannya) dan harganya juga murah."

Sementara itu, Monika Lazar, juru bicara isu perempuan untuk Alliance 90/Greens party, membela regulasi itu dan mengatakan bahwa membuat prostitusi kembali jadi ilegal itu bukan cara untuk memperbaiki kondisi kerja. "Pelacuran masih mendapat stigma sosial, dan itu tidak berubah dalam beberapa tahun setelah undang-undang itu diberlakukan," katanya. "Tetapi hukum ini membantu untuk memperkuat posisi pekerja seks dan memastikan perempuan, dan laki-laki, jauh lebih terlindungi."

Guardian | Abdul Manan

Berita terkait

Jerman Akhirnya Jual 3 Kapal Selam ke Israel Meski Ada Bau Suap

24 Oktober 2017

Jerman Akhirnya Jual 3 Kapal Selam ke Israel Meski Ada Bau Suap

Jerman sempat membekukan negosiasi rencana penjualan 3 kapal selam ke Israel pada Juli lalu gara-gara isu suap dan pencucian uang .

Baca Selengkapnya

Cetak Sejarah Parlemen, Ini Pengaruh Partai Neo-Nazi di Jerman

26 September 2017

Cetak Sejarah Parlemen, Ini Pengaruh Partai Neo-Nazi di Jerman

Partai yang dituding Neo-Nazi, AfD, mencetak sejarah dengan masuk parlemen atau Bundestag setelah meraih 13,5 persen suara dalam pemilu Jerman.

Baca Selengkapnya

Menang Pemilu, Angela Merkel Jadi Kanselir Jerman Terlama

25 September 2017

Menang Pemilu, Angela Merkel Jadi Kanselir Jerman Terlama

Angela Merkel menjadi kanselir terlama di sepanjang sejarah Jerman modern setelah partainya, CDU memenangkan pemilu kemarin.

Baca Selengkapnya

AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

25 September 2017

AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

Partai?yang dituding neo-Nazi,?AfD,?mencetak sejarah dengan masuk Parlemen untuk pertama kali setelah mendapat 87 kursi dalam pemilu Jerman kemarin.

Baca Selengkapnya

AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

25 September 2017

AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

Partai?yang dituding neo-Nazi,?AfD,?mencetak sejarah dengan masuk Parlemen untuk pertama kali setelah mendapat 87 kursi dalam pemilu Jerman kemarin.

Baca Selengkapnya

Jerman Gelar Pemilu Hari Ini, Merkel Diperkirakan Lanjut Kanselir

24 September 2017

Jerman Gelar Pemilu Hari Ini, Merkel Diperkirakan Lanjut Kanselir

Merkel mendapat pesaing Schulz pada pemilu Jerman tahun ini.

Baca Selengkapnya

Ditemukan Bom 1.400 Ton, 70 Ribu Warga Jerman Diungsikan

31 Agustus 2017

Ditemukan Bom 1.400 Ton, 70 Ribu Warga Jerman Diungsikan

Hampir 70.000 penduduk di Frankfurt, Jerman diungsikan dari rumah mereka menyusul penemuan bom era Perang Dunia II seberat 1.400 ton.

Baca Selengkapnya

Hormat ala Nazi, Turis Amerika Dipukul di Jerman  

15 Agustus 2017

Hormat ala Nazi, Turis Amerika Dipukul di Jerman  

Turis asal Amerika Serikat yang sedang mabuk itu dipukuli orang karena memberi hormat ala Nazi di Jerman.

Baca Selengkapnya

Polisi Jerman Tahan Pencari Suaka Penusuk Warga di Hamburg  

29 Juli 2017

Polisi Jerman Tahan Pencari Suaka Penusuk Warga di Hamburg  

Ahmad A., pencari suaka asal Uni Emirat Arab, diduga melakukan serangan karena hendak dideportasi dari Jerman.

Baca Selengkapnya

Perkenalkan, Masjid untuk Semua Muslim Berdiri di Jerman  

17 Juni 2017

Perkenalkan, Masjid untuk Semua Muslim Berdiri di Jerman  

Masjid untuk semua muslim tanpa peduli Sunni, Syiah, transgender, maupun muslim tanpa penutup kepala dan wajah, didirikan di Berlin, Jerman.

Baca Selengkapnya