TEMPO.CO, Pyongyang - Korea Utara mulai membangun ekonominya dengan mengekor 'ilmu' Cina, yaitu dengan merangkul kapitalisme. Salah satunya adalah dengan memberikan insentif dan bonus bagi para petani.
Kebijakan ini muncul hampir dua bulan setelah rezim Kim Jong Un meluncurkan tujuan ganda membangun ekonomi dan persenjataan nuklir dalam kebijakan ekonomi yang konkret. Petani Korut kini mulai bekerja di bawah kebijakan baru, yang dirancang untuk meningkatkan produksi dengan memberikan manajer dan pekerja insentif keuangan.
Analis asing mengatakan langkah ini positif untuk memacu perekonomian yang sekarat di Korea Utara. Langkah ini menurut Associated Press juga menunjukkan Pyongyang sedang mengambil isyarat dari Beijing tentang cara menggabungkan ide-ide pasar bebas dalam sistem sosialis yang kaku.
Korea Utara selama beberapa tahun menderita kekurangan pangan. Negara ini belum merilis data ekonomi selama beberapa dekade. Bank Sentral Korea Selatan memperkirakan pendapatan nasional bruto Korea Utara, indikator standar rata-rata kemakmuran, adalah US$ 1.250 atau sekitar Rp 12,25 juta per orang pada 2011. Bandingkan dengan US$ 23.400 di Korea Selatan atau bahkan Indonesia yang sekitar US$ 4.500 per kapita.
Di masa lalu, gaji pekerja ditetapkan oleh pemerintah. Kini, berdasarkan langkah-langkah baru diumumkan 1 April, para pengelola peternakan, pabrik, dan perusahaan lainnya diberi kelonggaran untuk mengatur gaji dan menawarkan kepada pekerja insentif serta bonus, terutama bagi yang membantu menaikkan produksi.
"Ini jelas signifikan," kata John Delury, asisten profesor studi Cina di Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan. "Pemberian insentif material dan melonggarkan kontrol pusat terhadap pengambilan keputusan ekonomi adalah dua elemen kunci dalam transisi dari ekonomi tersentral ke sistem berbasis pasar," katanya.
AP | TRIP B
Topik Terhangat:
Penembakan Tito Kei | Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Ahmad Fathanah
Berita Terpopuler:
Tito Kei Tewas, John Kei Sedih tapi Tak Menangis
Pendukung John Kei Sempat 'Serbu' Rutan Salemba
Wakil Menteri Pendidikan Wiendu Diduga Korupsi
Berita terkait
Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day
6 Februari 2021
Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.
Baca SelengkapnyaEks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir
3 Februari 2021
Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.
Baca SelengkapnyaEks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan
25 Januari 2021
Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.
Baca SelengkapnyaKim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan
20 Januari 2021
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.
Baca SelengkapnyaTahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya
2 Januari 2021
Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.
Baca SelengkapnyaTujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya
12 Desember 2020
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini
Baca SelengkapnyaCina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un
2 Desember 2020
Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.
Baca SelengkapnyaPeretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca
30 November 2020
Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaCegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan
29 November 2020
Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.
Baca SelengkapnyaMiliter Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze
23 November 2020
'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.
Baca Selengkapnya