Pemilu Iran, Rafsanjani dan Mashaei Dilarang Ikut

Reporter

Rabu, 22 Mei 2013 13:04 WIB

Akbar Hashemi Rafsanjani. Foto: life.com

TEMPO.CO, Teheran - Dua tokoh utama Iran dilarang ikut sebagai peserta pemilihan presiden bulan depan. Hanya delapan yang diizinkan bertarung.

Kedua tokoh tersebut adalah bekas Presiden Akbar Hashemi Rafsanjani dan Esfandiar Rahim Mashei, seorang tokoh yang pernah menjadi karib Presiden Mahmoud Ahmadinejad. "Kedua tokoh dikeluarkan dari Dewan Pengawal (Revolusi)," lapor televisi pemerintah.

Dari 686 orang yang mendaftar sebagai calon potensial peserta pilpres, papar televisi, hanya delapan yang diizinkan ikut pemilu presiden bulan depan.

Dewan Pengawal merupakan sebuah lembaga yang mengawal hidup matinya Republik Islam Iran beranggotakan 12 orang terdiri dari para ulama dan ahli hukum yang berasal dari kelompok garis keras serta tunduk pada Pemimpin Agung Ayatullah Ali Khamenei.

Delapan calon presiden yang disetujui 12 anggota Dewan Pengawal termasuk di antaranya adalah juru runding nuklir Iran Saeed Jalili, bekas juru runding nuklir Hassan Rohani, bekas Menteri Luar Negeri Ali Akbar Velayati, dan Wali Kota Teheran Mohammad Baqer Qalibat.

Selain mereka, antara lain, Mohsen Rezai seorang bekas Komandan Pengawal Revolusi, bekas ketua parlemen Golamali Haddad-Adel, bekas Menteri Telekomunikasi Mohammad Gharazi, dan Mohammad Reza Aref seorang bekas Wakil Presiden dan Menteri Tekonologi sekaligus disebut-sebut satu-satunya dari kelompok reformis.

Rafsanjani pernah menjabat sebagai presiden pada 1989 dan 1997, nampaknya merupakan calon presiden yang bakal dapat memenangkan perebutan kursi pemilihan. Dia mendapatkan dukungan dari kelompok pro-reformasi dan politisi moderat.

Belum ada penjelasan yang diberikan oleh pihak berwenang mengenai pelarangan terhadap Rafsanjani. Tetapi juru bicara Dewan Pengawal, Abbas Ali Kadkhodai, mengatakan bahwa dia menyarankan agar pria 78 tahun itu tidak ikut serta dalam pemilihan presiden mendatang karena bakal tak sanggup menghadapi tuntutan jabatan presiden.

"Seseorang yang menduduki jabatan tinggi namun hanya sanggup bekerja beberapa jam saja di siang hari, maka hal tersebut tidak bisa mendapatkan persetujuan (ikut pilpres)," kata Kadkhodai kepada televisi al-Alam, Ahad, 19 Mei 2013.

Calon lain yang dilarang adalah Mashaei yang dikenal sebagai anak didik Presiden Ahmadinejad. Dia tidak diperkenankan ikut pilpres pada 14 Juni 2013 mendatang lantaran menjadi anggota eksekutif selama dua periode. Selain itu, pemikiran agama pria ini kerap dianggap kontroversial sehingga kehadirannya ditolak oleh para ulama garis keras karena dikhawatirkan dapat menurunkan nilai-nilai islam yang dianut oleh Republik Islam Iran.

Namun demikian Mashaei tak mundur dengan pelarangan tersebut. Dia merasa keputusan itu tidak adil dan akan mengajukan banding ke Pemimpin Agung. "Insya Allah hal ini akan terselesaikan," ujarnya seperti dikutip kantor berita semi resmi Fars.

BBC | CHOIRUL



Topik Terhangat:

Menkeu Baru
| PKS Vs KPK | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh

Baca juga:
Gadis Bercadar Potong 'Burung' dengan Cutter

Kronologi Pemotongan 'Burung' oleh Gadis Bercadar

Gadis Bercadar Sempat Membantah Potong 'Burung'
Diajak Mesum, Gadis Bercadar Nekat Potong 'Burung'

Berita terkait

Iran Klaim Bomnya Lebih Berbahaya daripada Ibu Semua Bom Amerika

15 Oktober 2017

Iran Klaim Bomnya Lebih Berbahaya daripada Ibu Semua Bom Amerika

Iran megklaim memiliki Ayah Semua Bom yang lebih besar dan lebih berbahaya dibanding dengan bom milik Amerika, Ibu Semua Bom.

Baca Selengkapnya

Eks Presiden Iran, Khatami Dilarang Tampil di Depan Publik

10 Oktober 2017

Eks Presiden Iran, Khatami Dilarang Tampil di Depan Publik

Iran Human Rights melaporkan aparat Iran yang melarang mantan Presiden Muhammad Khatami tampil di depan publik selama tiga bulan .

Baca Selengkapnya

Tolak Berjilbab, Juara Catur Iran Pindah ke Tim Amerika

4 Oktober 2017

Tolak Berjilbab, Juara Catur Iran Pindah ke Tim Amerika

Juara catur Iran, Dorsa Derakhshani bergabung dengan Federasi Catur Amerika Serikat karena menolak mengenalkan jilbab.

Baca Selengkapnya

Iran Pro-Milisi Houthi Minta Saudi Berhenti Dukung Teroris Yaman

30 Agustus 2017

Iran Pro-Milisi Houthi Minta Saudi Berhenti Dukung Teroris Yaman

Iran, pendukung milisi Syiah, Houthi, menuding Arab Saudi mendukung kelompok teroris dalam perang di Yaman.

Baca Selengkapnya

Apple Hapus Aplikasi Mobile Iran dari App Store

27 Agustus 2017

Apple Hapus Aplikasi Mobile Iran dari App Store

Menteri Telekomunikasi Mohammad Javad Azari Jahromi mengatakan bahwa Apple harus menghormati konsumen Iran.

Baca Selengkapnya

Parlemen Iran Setuju Tambah Anggaran Program Nuklir

16 Agustus 2017

Parlemen Iran Setuju Tambah Anggaran Program Nuklir

Parlemen Iran menyetujui penambahan anggaran negara usulan pemerintah untuk meningkatkan program rudal nuklir.

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap 64 Pemuda yang Berpesta Setengah Telanjang

10 Agustus 2017

Iran Tangkap 64 Pemuda yang Berpesta Setengah Telanjang

Aparat Iran menangkap peserta pesta setelah mereka mengunggah video acara tersebut ke sosial media

Baca Selengkapnya

Ajarkan Tari Zumba, Enam Remaja Ditangkap Aparat Iran

10 Agustus 2017

Ajarkan Tari Zumba, Enam Remaja Ditangkap Aparat Iran

Perempuan Iran dilarang menari di hadapan pria yang bukan keluarganya

Baca Selengkapnya

Dituduh Dalangi Teror, 15 Diplomat Iran Diusir dari Kuwait

21 Juli 2017

Dituduh Dalangi Teror, 15 Diplomat Iran Diusir dari Kuwait

Pemerintah Kuwait secara resmi telah menutup misi diplomatik Iran untuk urusan budaya serta mengusir 15 diplomat dari negara itu.

Baca Selengkapnya

Dituduh Korupsi, Adik Presiden Iran Hassan Rouhani Ditahan

17 Juli 2017

Dituduh Korupsi, Adik Presiden Iran Hassan Rouhani Ditahan

Hossein Fereydoun, adik Presiden Iran Hassan Rouhani, ditahan atas tuduhan korupsi.

Baca Selengkapnya