Obama-Pentagon Rapat Khusus Bahas Pelecehan Seks

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Kamis, 16 Mei 2013 23:47 WIB

Barack Obama. AP/Austin American-Statesman, Deborah Cannon

TEMPO.CO, Washington - Para petinggi militer Amerika Serikat segera dipanggil ke Gedung Putih Kamis petang untuk membicarakan meningkatnya krisis kekerasan seksual di kalangan militer. Seorang jenderal Pentagon mengatakan personel militer perempuan kini kehilangan kepercayaan bahwa masalah ini akan terpecahkan.

Presiden Barack Obama berencana untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Chuck Hagel, para kepala Staf Gabungan, para pemimpin sipil dan militer dari setiap layanan, dan penasihat senior militer untuk membahas masalah ini.

"Kita telah kehilangan kepercayaan dari para personel wanita bahwa kita dapat memecahkan masalah ini," ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal Martin Dempsey. "Ini krisis yang tak bisa dianggap remeh."

Pentagon telah menjadwalkan briefing untuk wartawan dengan Hagel dan Dempsey. Tapi setelah Gedung Putih mengumumkan rapat itu, mereka mengatakan konferensi pers Pentagon ditunda hingga Jumat.

Pentagon memperkirakan sebanyak 26 ribu anggota militer mungkin telah mengalami kekerasan seksual tahun lalu, berdasarkan hasil survei. Pelecehan seksual terbaru melibatkan seorang prajurit Angkatan Darat yang ditugaskan untuk mencegah kejahatan tersebut. Dalam konferensi pers, Obama dengan nada tinggi ia memperingatkan bahwa baginya tindakan lebih penting. "Bukan hanya lebih pidato atau program kesadaran atau pelatihan." Pelanggar seksual, katanya, perlu "dituntut dan dilucuti dari posisi mereka, diseret ke pengadilan militer, dipecat, atau bahkan diberhentikan dengn tidak hormat."

"Presiden telah membuat sangat jelas harapannya tentang masalah ini," kata sekretaris pers Pentagon, George Little.

Di Capitol Hill, Senator Kirsten Gillibrand berencana untuk memperkenalkan undang-undang untuk memutuskan apakah kasus pelecehan seksual di kalangan militer bisa dibawa ke meja hijau, dengan hukuman penjara lebih dari satu tahun, seperti dalam sistem peradilan sipil. "'Apa yang perlu kita lakukan adalah mengubah sistem agar korban tahu bahwa mereka mendapatkan keadilan," kata Gillibrand.

AP | TRIP B

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya