CIA Pilih Kepala Operasi Klandestin yang Baru

Reporter

Editor

Abdul Manan

Rabu, 8 Mei 2013 09:23 WIB

John Brennan. REUTERS/Jason Reed/Files

TEMPO.CO, Washington - John O. Brennan, direktur CIA (Central Intelligence Agency), telah mengganti agen perempuan yang menjadi pejabat Kepala Operasi Klandestin. Menurut pejabat Amerika, Selasa 7 Mei 2013, agen perempuan itu diganti karena keterlibatannya dalam program penahanan dan interogasi CIA di masa lalu dan memainkan peran penting dalam penghancuran video rekaman interogasi terhadap tahanan.

Dengan mengganti agen perempuan itu, Brennan memberi sinyal pergeseran fokus lembaga yang dipimpinnya dari satu dekade upaya pengejaran terhadap musuh-musuh negara ini secara intens dan operasi paramiliter. Langkah ini juga seperti membuat jarak antara periode jabatannya dengan program dan penahanan dan interogasi CIA di masa pemerintahan George W. Bush.

Brennan memilih seorang agen rahasia yang di akhir 50-an bertugas sebagai kepala kantor CIA di Islamabad, Pakistan, untuk menjadi Kepala Operasi Klandestin. Salah satu mantan perwira CIA menyebut orang baru ini sebagai "pilihan yang aman" bagi Brennan.

Calon lain yang sempat dipertimbangkan Brennan adalah agen perempuan yang menjadi pejabat sementara Kepala Operasi Klandestin, selain kepala badan pusat kontraterorisme --yang selama bertahun-tahun berhasil meningkatkan serangan pesawat tanpa awak AS (drone) di Pakistan dan negara-negara lain.

Agen pria yang dipilih Brennan adalah mantan Marinir yang karirnya di CIA dimulai dari petugas paramiliter, yang juga dikenal sebagai divisi khusus. Setelah beberapa tahun di sana, ia menjadi petugas kasus, yang pekerjaannya adalah melakukan spionase 'secara tradisional' dan bertugas di luar negeri.

Dalam siaran pers yang dikeluarkan CIA Selasa 7 Mei 2013, pejabat baru itu akan tetap undercover di pekerjaan barunya itu. Tugas penting Kantor Operasi Klandestin adalah menjalankan semua operasi mata-mata CIA di seluruh dunia serta bertanggungjawab atas segala program terselubungnya.

Penggantian ini dilakukan di tengah Pemerintahan Obama sedang memperdebatkan masa depan 'operasi pembunuhan terhadap target' menggunakan pesawat tak berawak Drone, dan saat Gedung Putih berencana untuk mengalihkan operasi Drone dari CIA ke Departemen Pertahanan. Meski nantinya dialihkan, kata pejabat AS, CIA kemungkinan akan tetap menjadi bagian dari operasi itu.

Beberapa anggota parlemen, termasuk Senator Dianne Feinstein, Demokrat dari California yang juga ketua Komite Intelijen Senat- sebelumnya menyatakan keprihatinannya bahwa agen perempuan yang terlibat dalam program interogasi dan penahanan itu dipromosikan. Menanggapi pemilihan pejabat Kepala Operasi Klandestin yang baru, dalam sebuah pernyataannya, Selasa 7 Mei 2013, Feinstein mengatakan "mendukung" pilihan Brennan.

Perwira perempuan CIA itu menjadi kontroversi karena membantu mengembangkan 'Program Penahanan dan Interogasi CIA' setelah serangan 11 September. Ia pernah bertugas singkat dan bertanggungjawab terhadap operasi sebuah penjara rahasia CIA di Thailand.

Pada akhir 2005, ia memainkan peran penting dalam penghancuran rekaman video yang mendokumentasikan interogasi terhadap tokoh al-Qaeda seperti Abu Zubaydah dan Abd al-Rahim al-Nashiri di fasilitas penahanan CIA di Thailand.



Perintah penghancuran itu datang dari Jose A. Rodriguez Jr, Kepala Operasi Klandestin saat itu. Namun, sejumlah mantan petugas CIA mengatakan, agen perempuan yang saat itu menjadi kepala staf Rodriguez sangat mendukung rencana penghancuran rekaman itu.

Saat Rodriguez pensiun awal 2013, agen perempuan itu lantas dipromosikan menjadi pejabat kepala Operasi Klandestin yang baru, yang kemudian menuai kontroversi. Sebelum menjadi kepala staf Rodriguez, agen perempuan itu bernah menjadi kepala kantor CIA di London dan New York.

Departemen Kehakiman AS sempat menyelidiki penghancuran rekaman interogasi itu setelah soal ini terungkap pada akhir tahun 2007. Tetapi tidak ada petugas CIA yang didakwa karena kasus ini.

New York Times | Abdul Manan

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya