Kongres Minta FBI Sisir 'Aktor' Terkait Bom Boston  

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Senin, 29 April 2013 06:47 WIB

Foto saat ledakan pertama terjadi, para pelari Boston Marathon sedang menuju garis finish ketika bom meledak. Reuters.

TEMPO.CO, Boston - FBI masih harus menemukan aktor lain yang dalam beberapa cara terhubung dengan pemboman Boston Marathon. "Kita harus melihat pada percakapan telepon sebelum dan sesudah bom itu meledak," kata anggota Kongres Dutch Ruppersberger pada ABC News Sunday.


Hal senada diungkapkan Ketua Komite Intelijen Kongres, Mike Rogers. "Masih ada persons of interest yang harus diinvestigasi dan dimintai keterangan, bahkan jika tersangka pemboman menjadi ekstremis karena kemauan sendiri," katanya.


Pada Fox News, seorang anggota parlemen Republik mempertanyakan apakah tersangka Boston dilatih bagaimana melakukan serangan dan merakit bom. "Mengingat tingkat kecanggihan perangkat ini, fakta bahwa bom yang dirakit dalam pressure cooker adalah perangkat yang akan merujuk ke Pakistan atau Afghanistan. Ini membuat saya percaya bahwa ada pelatihnya. Pertanyaannya adalah di mana para pelatih itu," kata Michael McCaul, ketua Komite Keamanan Dalam Negeri Kongres.


CBS News mengatakan kecanggihan bom ini adalah salah satu alasan utama mengapa para pejabat percaya orang lain mungkin terlibat. "Sulit untuk membayangkan dua orang tak diawasi bisa membeli semua bahan-bahan, lalu membuat bom ini dan melakukan serangan. Semua berjalan dengan sempurna," katanya.

Dua orang ditengarai sebagai pelaku peledakan dekat garis finish ajang lomba lari Boston Marathon lebih dari dua pekan lalu, yaitu kakak beradik Dzokhar dan Tamerlan Tsarnaev. Tamerlan tewas tertembak saat penggerebekan, sedang Dzokhar kini berada dalam tahanan, setelah ditemukan tengah meregang nyawa di dalam sebuah perahu di belakang rumah warga. Hingga kini, polisi masih menyelidiki motif peledakan.

NEW YORK TIMES | TRIP B

Advertising
Advertising

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya