Fakta-fakta Mengarah ke Motif Pelaku Bom Boston  

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Selasa, 23 April 2013 09:06 WIB

Kawan-kawan sekolahnya sangat terkejut ketika Dzhokhar Tsarnaev dinyatakan sebagai tersangka pelaku bom Boston Marathon, karena ia dikenal sebagai pemuda yang tenang dan pemalu. huffingtonpost.com

TEMPO.CO, Boston - Tsarnaev bersaudara, Tamerlan, 26 tahun, dan Dzhokhar, 19 tahun, mengalami tekanan beberapa hari sebelum mereka memutuskan melakukan pengeboman di dekat garis finis acara Boston Marathon, Senin lalu waktu setempat. Dari penyelidikan ada sedikit sisik melik yang bisa dikatakan mulai mengarah dan menjelaskan mengapa mereka memutuskan untuk mengebom warga tidak bersalah di acara Boston Marathon dan kemudian terlibat baku tembak dengan polisi dua hari setelah pengeboman.

Sebuah gambar muncul Sabtu pagi, yang menunjukkan Tamerlan mempengaruhi Dzhokhar, yang sedang bermasalah dengan pihak berwajib. Tamerlan dikabarkan ingin bergabung dengan pengikut Islam radikal--dalam penyelidikan dirinya masuk jaringan online konspirasi 9/11. Tamerlan mempunyai tipikal mudah marah dan berpotensi melakukan kekerasan. "Aku digunakan untuk memperingatkan Dzhokhar bahwa Tamerlan bukan orang baik," kata Zaur Tsarnaev, sepupu tersangka, kepada Boston Globe.

Di YouTube, Tamerlan juga memiliki serangkaian video yang didedikasikan untuk konspirasi 9/11. "(Dzhokhar) hanya korban dari kakaknya. Dia, tapi dia telah dimanfaatkan kakaknya," kata paman Ruslan Tsarni dalam acara Today. "Tamerlan mungkin mencuci "otak" Dzhokhar kepada pandangan radikal, yang memelintir ajaran dalam Al-Quran."

Laporan wartawan The Los Angeles Times menyatakan bahwa Tamerlan diusir dari sebuah masjid tiga bulan lalu setelah berteriak bahwa Martin Luther King Jr tidak harus dipuji karena dia bukan muslim. Sebelumnya, imam masjid tersebut menunjuk tokoh hak-hak sipil itu sebagai contoh yang layak ditiru.

Dari semua itu, Tamerlan baru-baru ini kesulitan memperpanjang kewarganegaraan Amerika. Dari laporan wartawan The New York Times, hasil dari investigasi FBI dan wawancara kepada Tamerlan, aplikasi untuk kewarganegaraan Amerika beberapa bulan yang lalu belum diluluskan. Selanjutnya, Departemen Keamanan Dalam Negeri memutuskan untuk menunda mengabulkan permintaannya sementara waktu. Sedangkan Dzhokhar sudah diberi kewarganegaraan Amerika pada 2012.

Dari Rusia, ada kecurigaan bahwa Tamerlan memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok radikal di Chechnya. Pemerintah Rusia percaya bahwa ia pengikut Islam radikal. Namun, FBI tidak menemukan petunjuk itu. Mereka memeriksa aktivitas online pada saat itu dan mewawancarai anggota keluarga Tamerlan, sebelum menyimpulkan dia tidak memiliki hubungan dengan organisasi terorisme, baik domestik maupun asing.

BOSTONGLOBE.COM | ATLANTICWIRE | ANTO

Topik Terhangat:

Ujian Nasional |
Bom Boston | Lion Air Jatuh | Preman Yogya | Prahara Demokrat

Berita Terpopuler:
Hari Bumi 2013: Pergantian Musim Google Doodle

Tersangka Bom Boston Ngetwit Setelah Ledakan

Menteri Keuangan Diberhentikan Saat Bertugas di AS

Erik Meijer Dinilai Tidak Pantas Jadi Direksi Garuda

Bom Boston Marathon Versi Pelajar Indonesia di AS







Advertising
Advertising

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya