Buku Cetak Pertama di Amerika akan Dilelang

Reporter

Sabtu, 20 April 2013 03:43 WIB

Ilustrasi buku. Sxc.hu

TEMPO.CO, New York--Buku yang pertama kali dicetak di Amerika akan dilelang tahun ini. Diharapkan buku ini akan mencapai harga sekitar US$ 30 juta. The Bay Psalm Book, dicetak dan diterbitkan di Massachesetts pada 1640, adalah satu dari 11 buku yang merupakan hasil terjemahan dari 'Book of Psalms'. Buku ini tak pernah dilelang sejak 1947 ketika terjual pertama kali dengan mencapai rekor harga US$ 151 ribu, dengan nilai uang saat ini harga tersebut setara dengan US$ 11,5 juta. Harga itu adalah harga tertinggi untuk buku cetak kala itu.

The Bay Psalm Book ditulis oleh pendeta sekitar 20 tahun setelah mereka mendirikan koloni di Plymouth, Massachussets. Kolonis bernama John Cotton, Richard Mather dan John Eliot, yang menulis buku itu, mengirimkan sebuah versi dari psalm yang mereka yakini lebih dekat dengan keaslian Hebrew ketimbang yang mereka bawa dari Inggris.

"The Bay Psalm adalah sebuah keanehan misteri," ujar David Redden dari Sotheby. "Dengan itu, New England mendeklarasikan kemerdekaannya dari Church of England." Sementara biaya mencetak buku tersebut diperoleh dari Inggris.

Buku Bay Psalm edisi 1640 adalah buku yang pertama kali dicetak dan diadopsi oleh hampir semua jamaah di area Massachusetts. Ada sekitar 1.700 kopi dari Bay Psalm yang 11 di antaranya saat ini tersisa dalam kondisi kelengkapan yang beragam.

Buku yang akan dilelang kali iini datang dari koleksi Old South Church di Boston yang mempunyai dua kopi buku tersebut. Senior minister gereja tersebut, Nancy Tailor, mengatakan bahwa uang hasil penjualan tersebut akan digunakan membantu menjaga gedung bersejarah agar tetap bisa beroperasi dan membantu mengembangkan program-program baru. Buku ini akan melakukan perjalanan ke beberapa kota di Amerika sebelum dilelang pada 26 November.

BBC I ARBA'IYAH SATRIANI

Baca juga:
Begini Tampang Tersangka Bom Boston sesuai CCTV

Bom Boston Dibuat dari Suku Cadang Mobil Mainan?

Korea Utara: Cabut Dulu Sanksi jika Ingin Dialog

Kasus Bom Boston Dipakai untuk Sebar Virus

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya