TEMPO.CO , Jakarta: FBI dan negara serta polisi Amerika Serikat menyatakan akan mencari pelaku peledakan bom Boston Marathon sampai ke ujung dunia. Mereka akan mencari petujuk pelaku di balik serangan menakutkan itu hingga ke gambar di ponsel.
Sampai kini petugas belum mengetahui tersangka, dan detail peledakan bom Boston Marathon yang membunuh tiga orang dan melukai 176 orang pada acara di tahunan ke-238 di Hari Pahlawan. Petugas FBI Boston, Richard DesLauriers, menyebut penyelidikan ini sebagai "worldwide investigation."
"Penyidik akan pergi kemanapun petujuk itu mengarahkan kami," kata DesLauriers. "Kami akan pergi ke ujung bumi untuk mengidentifikasi tersangka yang bertanggungjawab pada kejahatan ini."
Kepolisian Boston pun berharap publik memberikan informasi berupa bukti gambar mengenai pelaku. "Kami mencari seseorang yang bertanggungjawab untuk keadilan dari kejahatan ini," kata Komisaris Ed Davis.
Dalam perburuan ini, penyidik Amerika Serikat kemarin menggeledah sejumlah daerah dan apartemen di Boston. Mereka sebelumnya sudah menemukan lima dari tujuh bom yang diletakkan di lokasi. Kelima bom itu tak meladak. (Baca Topik Terhangat: Bom Boston)
FOXNEWS | CNN | WANTO
Topik Terhangat:
Lion Air Jatuh|Serangan Penjara Sleman|Harta Djoko Susilo|Nasib Anas
Baca juga
EDISI KHUSUS Tipu-Tipu Jagad Maya
Pria Ini Tak Sengaja Curi Alat Pandu Pidato Obama
Demi Assad, 1.000 Hizbullah Tiba di Suriah
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya