TEMPO.CO, Boston - Ledakan yang diduga bom pada Boston Maraton, Senin, 15 April 2013, sedikitnya menewaskan tiga orang. Puluhan lainnya dilarikan ke rumah sakit karena luka ringan dan berat. Kata polisi negara bagian Rhode Island, Roupen Bastajian, sejumlah pelari di sekitar garis finis menjadi korban. Mereka kehilangan kaki.
"Beberapa pelari yang baru atau akan mencapai finis kini tak memiliki kaki lagi," kata Bastajian di NY Times. "Begitu banyak darah dan pecahan tulang di jalanan."
Ketika menolong korban, Bastajian sempat memasangkan turniket atau alat penyangga sementara di kaki atlet Boston Maraton. Kata mantan marinir ini, "Setidaknya ada lima atau enam kaki yang saya ikat dengan turniket."
Satu rumah sakit rujukan korban ledakan Boston Maraton adalah Rumah Sakit Umum Massachusetts. Kepada NY Times, rumah sakit ini menyatakan tengah merawat 29 pasien dengan delapan orang dalam kondisi kritis. "Beberapa dari mereka harus menjalani operasi amputasi," ujar juru bicara Rumah Sakit Massachusetts.
Di Brigham and Women’s Hospital, tim dokter merawat 31 korban ledakan. Usia pasien itu beragam, mulai dari tiga hingga 60-an tahun. Berdasarkan data, 10 pasien dalam kondisi serius, sedangkan dua orang tengah kritis.
Boston Maraton telah digelar sejak 1897. perlombaan ini selalu diadakan pada Senin ketiga bulan April, sebagai peringatan Hari Patriot. Pada kali pertama penyelenggaraan Boston Maraton, hanya ada 18 peserta. Namun kini jumlahnya lebih dari 20 ribu pelari.
"Di 2013 ini, tercatat 23 ribuan peserta. Tapi hanya 17.580 orang yang menyelesaikannya, sebelum bom meledak."
NY TIMES | CORNILA
Topik Terhangat:
Lion Air Jatuh | Serangan Penjara Sleman| Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Baca juga
EDISI KHUSUS Tipu-Tipu Jagad Maya
Kata Saksi Bom Boston
Bom Boston, Dua Pelari Indonesia Selamat
Ustad Indonesia Orang Berpengaruh di New York
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya