Seusai Bom Boston, Rumah Sakit seperti Medan Perang

Reporter

Selasa, 16 April 2013 19:29 WIB

Seorang wanita menenangkan temannya, yang terluka di bagian tangan, setelah ledakan bom terjadi dalam acara Boston Marathon ke-117 di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, Senin (15/4). REUTERS/Dominick Reuter

TEMPO.CO, Boston - Semua rumah sakit di Boston mendadak hiruk pada Senin petang waktu setempat, 15 April 2013. Bom meledak di dekat garis finis Boston Marathon dan melukai ratusan orang.

Puluhan pasien mendadak memenuhi semua rumah sakit di Boston dengan kondisi kulit terbakar, kaki patah berdarah-darah, dan gendang telinga pecah.

"Banyak orang dikirim ke sini dalam kondisi darurat. Ini pemandangan yang tak bisa dilupakan seumur hidup," kata Dr Ron Walls, Pemimpin Department of Emergency Medicine di Brigham dan Women’s Hospital. Para korban, kata seorang dokter, adalah pelari dan penonton.

Total ada delapan rumah sakit di Boston, dan semua—tanpa terkecuali—dipenuhi pasien ledakan bom. Ada sedikitnya 144 orang yang berada dalam kondisi kritis, termasuk sedikitnya 10 anak.

Guna memberikan layanan maksimal, pihak rumah sakit memanggil seluruh staf untuk bekerja dengan waktu ekstra. Rumah sakit juga mengunci rapat semua pintu agar tidak semua orang bisa masuk ke dalam rumah sakit.

Petugas keamanan setempat dan penegak hukum lainnya dikerahkan untuk menjaga seputar rumah sakit dengan menenteng senjata otomatis. Mereka sibuk menanyai pasien mengenai apa yang mereka lihat untuk menyelidiki kasus bom ini.

Di Brigham, staf medis sibuk merawat 31 pasien, yang berusia dari 16 hingga 62 tahun. Mereka umumnya orang-orang yang kehilangan sebagian organ kakinya dan mengalami patah tulang.

Dr Sushrut Jangi, seorang dokter penyakit dalam di Beth Israel Deaconess Medical Center, terguncang dengan apa yang dilihat. "Ada korban yang dikirim ke sini dalam kondisi kedua kakinya lepas seperti tertiup angin," kata Jangi. "Saya belum pernah melihat kejadian seperti ini."

BOSTON GLOBE | CHOIRUL

Baca juga
EDISI KHUSUS Tipu-Tipu Jagad Maya
Kata Saksi Bom Boston
Ustad Indonesia Orang Berpengaruh di New York

Topik terhangat:
Partai Demokrat | Agus Martowardojo | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo |Nasib Anas

Berita Terpopuler:
VIDEO Bom Meledak di Boston, #prayforboston

Bom Boston, Ini Kesaksian Jurnalis Boston.com

Ustad Indonesia Orang Berpengaruh di New York

Bom Boston Sebenarnya Ada 7, Meledak 2

Yenny Wahid Tolak Gabung ke Demokrat

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya