TEMPO.CO, Miranshah - Taliban Pakistan, yang mengklaim rencana pengeboman Times Square tahun 2010, membantah keterkaitan mereka dengan bom yang menewaskan tiga orang dan mencederai 100 lainnya di ajang Boston Marathon di Boston, Amerika Serikat, Senin waktu setempat.
“Kami berkeyakinan untuk menyerang Amerika Serikat dan sekutunya, tapi kami tidak terlibat dalam serangan ini,” kata juru bicara Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), Ehsanullah Ehsan, kepada kantor berita AFP. “Kami tidak terlibat dalam pengeboman, tapi kami akan membidik mereka kapan pun dimungkinkan."
Ledakan dalam perlombaan lari Boston Marathon, salah satu kegiatan olahraga terkemuka di Amerika, membuat kota-kota lain seperti New York dan Los Angeles meningkatkan kewaspadaan serta membuka kenangan soal serangan 11 September 2001.
Sebuah tayangan video di-posting di Internet. Konon, TTP mengklaim bertanggung jawab atas upaya ledakan bom mobil di Times Square, New York, 1 Mei 2010. Warga Amerika keturunan Pakistan, Faisal Shahzad, dijatuhi hukuman seumur hidup. Juru bicara TTP kemudian membantah faksinya melatih atau merekrut Shahzad.
Dalam persidangan, Shahzad mengaku mendapat pelatihan pembuatan bom saat tinggal bersama Taliban Pakistan selama 40 hari. Tapi sekembalinya ke Amerika dia merencanakan pengeboman dan bertindak sendiri.
Dia juga terlihat dalam video yang menampilkan Hakimullah Mehsud, komandan TTP, yang bersumpah untuk menyerang kota-kota di Amerika Serikat. Basis TTP di wilayah sabuk kesukuan di barat laut perbatasan Afganistan bertanggung jawab atas serangkaian serangan bom bunuh diri di Pakistan. Presiden Barack Obama mengatakan, belum jelas siapa yang mendalangi ledakan bom Boston dan bertekad untuk mengadili pelakunya. Dia tidak menyebutkan kata-kata "teror".
ASIA ONE | NATALIA SANTI
Topik Terhangat:
Lion Air Jatuh|Serangan Penjara Sleman|Harta Djoko Susilo|Nasib Anas
Baca juga
EDISI KHUSUS Tipu-Tipu Jagad Maya
Kata Saksi Bom Boston
Selamat dari Bom Boston, Dirut BTPN Hobi Lari
Bom Boston Diduga Disembunyikan di Tong Sampah
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya