TEMPO.CO, Washington - Eric Brown, residivis spesialis pencurian mobil, awalnya hanya berniat mencuri sebuah mobil Ford yang terparkir di sebuah hotel di Virginia. Tak dinyana, mobil ini milik Bagian Komunikasi Gedung Putih yang didalamnya penuh piranti, termasuk teleprompter, alat yang menampilkan teks pidato pada layar yang bergulir sehingga orang yang berpidato tak perlu membawa catatan.
Kemarin, Pengadilan Virginia memutuskan ia terbukti bersalah mencuri mobil dan teleprompter Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Ia diganjar tujuh tahun untuk perbuatannya.
"Pencurian properti pemerintah adalah pelanggaran serius," kata juru bicara Kejaksaan, Roderick Young. Menjadi lebih serius, katanya, ketika properti yang dicuri adalah milik Badan Komunikasi Gedung Putih.
Pedoman hukum Virginia menetapkan hukuman penjara sekitar tiga tahun untuk pencurian properti pemerintah. Ia mendapat "bonus" hukuman karena juga melarikan kendaraan milik lembaga pemerintah.
Selama 30 tahun terakhir, Brown keluar masuk penjara untuk kasus pencurian. "Jika saya harus meringkas karakter Brown, hanya satu kata: bahwa dia adalah pencuri," kata hakim John A. Gibney.
Kritikus Obama telah lama mengejek apa yang mereka sebut ketergantungan Obama pada perangkat teleprompter. Alat ini kerap dipakai para Presiden Amerika Serikat, kendati tak selalu berjalan mulus. Pada tahun 1994, Presiden Clinton terpaksa memberikan pernyataan dadakan selama beberapa menit setelah alat ini mengalami kendala teknis.
Brown mengatakan ia tidak tahu kendaraan Ford yang dicurinya dimiliki dan dioperasikan oleh Gedung Putih, ketika ia mencurinya pada tanggal 16 Oktober 2011, dari halaman parkir hotel di Virginia. Pada bagian luar kendaraan memang tak ada tanda-tanda resmi pemerintah. Namun, jaksa mengatakan beberapa komputer dan peralatan audio ada di dalam mobil itu itu dan ditandai dengan lambang kepresidenan.
Brown mengatakan ia spesialis pencuri mobil Ford F-350 dan F-450 karena ia merasa kendaraan ini lebih mudah untuk dicuri.
AP | TRIP B
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya