TEMPO.CO, Washington - Seorang wanita untuk pertama kalinya ditunjuk untuk mengepalai National Clandestine Service (NCS), direktorat yang menangani operasi terselubung organisasi mata-mata Amerika Serikat, CIA (Central Intelligence Agency). Organisasi ini merupakan satu dari empat direktorat penting CIA.
Ketangguhan agen perempuan ini memiliki kesamaan gambaran dengan Carrie Mathison, mata-mata yang dimainkan oleh Claire Danes dalam siaran TV yang sedang terkenal berjudul Homeland, dan Maya, mata-mata perempuan yang diperankan oleh Jessica Chastain dalam film Zero Dark Thirty.
Identitas agen senior perempuan yang berumur 50 tahun itu tak bisa disebutkan karena dirahasiakan. Menurut Washington Post, ia bertindak sebagai direktur sejak bulan lalu setelah direkturnya, John Bennett, meninggalkan posisi tersebut pada 28 Februari lalu.
National Clandestine Service sebelumnya bernama Direktorat Perencanaan (1951 sampai 1973) dan menjadi Direktorat Operasi dari 1973 sampai 2005). Direktorat ini bertugas untuk mengkoordinir dan mengevaluasi operasi-operasi terselubung di seluruh badan intelijen Amerika Serikat.
Perempuan itu sebelumnya menjabat sebagai wakil direktur National Clandestine Service. Ia juga pernah bertugas di luar negeri, seperti Moskow, London, dan sejumlah kota-kota lain, serta di Badan Pusat Kontraterorisme.
Saat ini berstatus sebagai pejabat sementara. Ia dinilai sebagai calon unggulan untuk memegang posisi tersebut secara permanen. Namun, Direktur CIA John Brennan menghadapi dilema untuk menetapkannya sebagai pejabat permanen untuk menggantikan Bennet.
Salah satu alasannya adalah karena peran pentingnya dalam kebijakan anti-teror selama pemerintahan George W. Bush, salah satunya terkait dengan program interogasinya. Perempuan itu disebut oleh sejumlah laporan sebagai orang yang menghancurkan bukti video rekaman penyiksaan terhadap tahanan yang dilakukan oleh CIA.
John Brennan telah meminta tiga mantan pejabat intelijen senior untuk mengevaluasi kandidatnya untuk posisi itu. Penunjukan itu, menurut Washington Post, menunjukkan bahwa Brennan "jelas ragu-ragu" untuk menunjuk mata-mata perempuan itu meskipun dia punya banyak pengalaman di Clandestine Service.
CIA memiliki 90 rekaman video tersangka teroris yang diinterogasi secara brutal di sebuah penjara rahasia di Thailand, yang itu bisa mengancam agensi mata-mata ini setelah program interogasi tersebut dianggap ilegal oleh sejumlah pengamat.
Agen perempuan itu adalah kepala staf Jose Rodriguez, direktur Clandestine Service, saat ia melobinya agar diizinkan untuk menghancurkan kaset rekaman itu. Izin itu tak diberikan. Namun pada 2005, Rodriguez dan perempuan tersebut menandatangani perintah untuk menghancurkan video rekaman tersebut.
Departemen Kehakiman telah menyelidiki insiden penghancuran barang bukti tersebut, tapi tidak ada pejabat CIA yang didakwa dalam kasus ini. Namun sebuah laporan baru setebal 6.000 halaman telah keluar yang meragukan kemanjuran program interogasi tersebut.
Agen perempuan itu disebut beberapa kali dalam laporan tersebut. Menurut orang dalam CIA kepada Washington Post, soal inilah yang membuat Brennan menahan penunjukkan perempuan itu sebagai direktur Clandestine Service secara permanen.
Daily Mail | Washington Post | Abdul Manan
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya