TEMPO.CO, Kigali - Panglima perang Kongo, Bosco Ntaganda, yang dituduh melakukan kejahatan perang, diterbangkan keluar dari Rwanda menuju Mahkamah Pidana Internasional (ICC) di Den Haag, Belanda, Jumat 22 Maret 2013.
"Bosco Ntaganda baru saja lepas landas dari Kigali, dalam penahanan pejabat ICC, menyusul kerjasama antara pemerintah Rwanda, Amerika Serikat, dan Belanda," kata Menteri Luar Negeri Rwanda Louise Mushikiwabo di Twitter-nya.
Mahkamah Pidana Internasional mengkonfirmasi bahwa Ntaganda sedang dalam perjalanan ke Belanda. Pihaknya akan segera menetapkan tanggal untuk kemunculan pertamanya di pengadilan untuk mengkonfirmasi identitasnya.
Seorang saksi Reuters sebelumnya melihat kendaraan Kedutaan besar AS yang tampak dihitamkan, keluar dengan pengawalan polisi. Rombongan itu menuju bandara internasional Kigali. Tak lama berselang, sebuah jet pribadi lepas landas.
Ntaganda, seorang komandan pemberontak yang dijuluki "Terminator", berjalan kaki dan menyerahkan diri ke Kedutaan Besar AS di Kigali, 18 Maret 2013 lalu. Tindakannya ini mengakhiri karir 15 tahun serangkaian aksi pemberontakannya yang didukung Rwanda di bagian timur Republik Demokratik Kongo.
Saat ke Kedutaan Besar AS, ia minta untuk dibawa ke ICC di mana ia akan menghadapi sejumlah dakwaan kejahatan perang. Di antara tuduhannya: merekrut tentara anak-anak, melakukan pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, dan perbudakan seksual selama konflik di distrik Ituri, timur laut pertambangan emas Kongo, tahun 2002 - 2003.
"Penangkapan Bosco tidak akan membawa perdamaian ke Kongo timur, namun penangkapan ini melapalkan mantra kemenangan dalam pertempuran melawan impunitas dan membongkar salah satu hambatan untuk proses perdamaian di negara ini," kata Jason Stearns dari Rift Valley Institute, Jumat 22 Maret 2013.
Reuters | Abdul Manan
Berita terkait
Emmanuel Macron Minta Maaf, Akui Prancis Terlibat Genosida Rwanda
27 Mei 2021
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengakui Prancis terlibat dalam genosida Rwanda yang menewaskan 800.000 Tutsi dan Hutu moderat.
Baca SelengkapnyaFakta tentang Konflik Rwanda, Genosida dan Perang Saudara
17 Mei 2020
Kepolisian Paris telah menangkap pria paling dicari di Rwanda, Felicien Kabuga, seorang arsitek genosida yang menewaskan sekitar 800.000 orang.
Baca SelengkapnyaPria Eks Salesman Pepsi Cola Dinobatkan Jadi Raja Rwanda
14 Januari 2017
Pria warga Inggris yang pernah menjadi salesman Pepsi Cola ini secara mengejutkan diangkat menjadi Raja Rwanda.
Baca SelengkapnyaMinta Maaf, Gereja Katolik Akui Terlibat Genosida di Rwanda
22 November 2016
Gereja Katolik meminta maaf atas keterlibatannya melakukan genosida dalam perang saudara di Rwanda tahun 1994 yang menewaskan 800 ribu orang.
Baca SelengkapnyaBos Genosida Rwanda Ditangkap di London
23 Juni 2015
Pernah menjadi utusan pasukan perdamaian PBB.
Baca SelengkapnyaGorila Mabuk Tonjok Fotografer
9 Februari 2015
Gorila seberat 250 kilogram itu mabuk karena kebanyakan
memakan batang bambu. Fotografer jadi korban.
Rwanda Kalahkan Indonesia Soal Bersih dari Korupsi
1 November 2014
Berdasarkan Transparancy International, Rwanda berada di
peringkat 50 teratas sebagai negara yang bersih dari korupsi.
Sedangkan Indonesia di 114.
Wali Kota Rwanda Dihukum di Jerman karena Genosida
19 Februari 2014
Onesphore Rwabukombe dinilai membantu pembunuhan setidaknya 450 pria, wanita dan anak-anak di kompleks gereja Kiziguro.
Baca SelengkapnyaRwanda Penjarakan Pemimpin Oposisi
31 Oktober 2012
Dituduh terlibat dalam pembunuhan massal pada 1994.
Baca SelengkapnyaMiliter Rwanda Dituduh Siksa Warga Sipil
8 Oktober 2012
Rwanda dituding mensuplai persenjataan untuk pemberontak Kongo.
Baca Selengkapnya