Ancaman Terbesar AS dari Cyber, Bukan al-Qaeda

Reporter

Editor

Abdul Manan

Kamis, 14 Maret 2013 09:20 WIB

John Brennan. REUTERS/Jason Reed/Files

TEMPO.CO, Jakarta - Serangan cyber dan mata-mata cyber menimbulkan potensi bahaya lebih besar bagi keamanan nasional Amerika Serikat daripada al-Qaeda dan militan lainnya, yang sebelumnya mendominasi fokus global Amerika sejak 11 September 2001. Hal ini disampaikan pejabat dari komunitas intelijen Amerika, Selasa, 12 Maret 2013.

Untuk pertama kalinya, peningkatan risiko serangan dari komputer terhadap infrastruktur Amerika Serikat, termasuk jaringan listrik, pusat jaringan transportasi, dan keuangan, menduduki peringkat tinggi dalam tinjauan tahunan komunitas intelijen Amerika tentang ancaman dari seluruh dunia. Ini lebih tinggi dari kekhawatiran terhadap terorisme, kejahatan transnasional terorganisasi, dan proliferasi senjata pemusnah massal.

Penilaian tersebut muncul sehari setelah penasihat keamanan nasional Barack Obama, Thomas Donilon, mengeluhkan "gangguan cyber yang berasal dari Cina pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya." Donilon juga mengatakan, serangan berbasis digital dari Cina terhadap perusahaan dan lembaga Amerika menjadi perhatian serius Gedung Putih.

Donilon, saat berbicara di depan Komunitas Asia di New York, mengatakan, masyarakat internasional tidak bisa memberi toleransi serangan dari dunia cyber, dari mana pun asalnya. Dia mendesak pemerintah di Beijing "mengambil langkah-langkah serius untuk menyelidiki dan menghentikan kegiatan itu."

Berbicara di depan Komite Intelijen Senat Amerika Serikat, Direktur Intelijen Nasional Amerika James R. Clapper mengatakan, Rusia dan Cina sepertinya tidak mungkin meluncurkan serangan menghancurkan melalui cyber untuk melawan Amerika Serikat di luar konflik militer atau krisis, karena itu akan mengancam kepentingan vital mereka juga.

Dalam pernyataan tertulisnya, Clapper menyatakan, peretas komputer atau kelompok yang terorganisasi "bisa mengakses beberapa jaringan Amerika yang perlindungannya buruk, yang mengontrol fungsi inti, seperti pembangkit listrik", meskipun kemampuan mereka masih dianggap terbatas dalam menyebabkan kerusakan yang berdampak tinggi dan sistemik.

Clapper memberikan keterangan di depan Komite Senat bersama sejumlah pejabat teras intelijen lainnya. Mereka adalah Direktur CIA John Brennan; Direktur FBI Robert S. Mueller III, Jenderal Angkatan Darat yang juga Kepala Badan Pertahanan Intelijen, Letnan Jenderal Michael T. Flynn; Kepala Pusat Kontra-Terorisme Nasional Matthew Olsen; dan Kepala Departemen Luar Negeri Biro Intelijen dan Penelitian Philip Goldberg.

Penurunan tingkat ancaman datang dari kelompok teroris dengan sejumlah catatan. Beberapa fakta yang menjadi perhatian adalah serangan terhadap diplomat Amerika Serikat di Benghazi, Libya, serta ancaman dari afiliasi al-Qaeda dan simpatisannya di Timur Tengah dan Afrika Utara yang masih berusaha untuk membahayakan kepentingan Amerika Serikat.

Para pejabat memperingatkan, meskipun ada kemunduran, al-Qaeda di Semenanjung Arab, yang berafiliasi ke Yaman, tetap bertujuan untuk melakukan serangan ke daratan Amerika dan "terus menyesuaikan taktik, teknik, dan prosedur untuk menargetkan negara Barat."

Usaha agresif dari operasi kontra-teroris, termasuk penggunaan drone untuk membunuh individu-individu dan kelompok-kelompok kecil di barat laut Pakistan "telah menurunkan al-Qaeda ke titik di mana kelompok tersebut mungkin tidak dapat melaksanakan serangan yang kompleks dan besar-besaran di Barat," kata Clapper.

Intelijen Amerika Serikat juga menyebut al-Qaeda dan afiliasinya memainkan peran sedikit dalam pemberontakan populer di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara pada tahun 2011. Namun pemerintah baru yang rapuh di Mesir, Yaman, dan Libya, serta kerusuhan yang terus berlanjut di Suriah dan Mali, "telah menawarkan kesempatan" untuk apa yang disebut Clapper "sebagai serangan tidak terduga" terhadap fasilitas Amerika Serikat dan sekutunya.

LA TIMES | ABDUL MANAN

Berita terkait

Top 3 Dunia: Bantuan Rp700 T untuk Ukraina sampai 37 Juta Kasus Covid di China

25 Desember 2022

Top 3 Dunia: Bantuan Rp700 T untuk Ukraina sampai 37 Juta Kasus Covid di China

Berita Top 3 Dunia tentang AS kucurkan Rp700 T untuk Ukraina, Al-Qaeda akui pimpinannya tewas, dan kasus harian Covid di China 37 juta

Baca Selengkapnya

Bom Mobil Al-Shabaab Serang Hotel di Somalia, 9 Tewas dan Puluhan Terluka

24 Oktober 2022

Bom Mobil Al-Shabaab Serang Hotel di Somalia, 9 Tewas dan Puluhan Terluka

Bom mobil dan tembakan di sebuah hotel di kota Kismayu, Somalia, menewaskan sembilan orang dilakukan Al Shabaab kelompok teror afiliasi Al-Qaidah

Baca Selengkapnya

Survei Ungkap Paham Radikal Pelajar dari Media Sosial dan Keluarga

5 September 2021

Survei Ungkap Paham Radikal Pelajar dari Media Sosial dan Keluarga

Hasil riset pelajar SMA di Bandung ini belum bisa memastikan para pelajar radikal mendukung kelompok khilafah yang mana.

Baca Selengkapnya

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya