TEMPO.CO, Boston - Saingan Barack Obama dalam pemilihan presiden 2012, Mitt Romney, mendapatkan posisi baru di perusahaan modal ventura milik anaknya. Calon presiden dari Partai Republik tahun lalu ini akan menjadi ketua komite eksekutif untuk Capital Solamere. Perusahaan ini didirikan oleh putra tertua Romney, Tagg, dan Spencer Zwick sebagai penanggung jawab keuangan kampanye.
Romney telah menjadi mitra terbatas di Solamere. Para investor telah dikirimi surat mengumumkan peran barunya itu. The Associated Press memperoleh salinan dari salah satu surat pada hari Rabu.
Romney baru muncul lagi setelah mengurung diri di rumahnya di California selatan, setelah kekalahannya. Dalam sebuah wawancara televisi hari Minggu, ia mengatakan, kalah dalam pemilihan presiden seperti membunuhnya. Romney juga mengakui kesalahannya dalam berkampanye, terutama kegagalan memenangkan suara kelompok minoritas.
Dalam wawancara itu, Romney melancarkan kritik terhadap kegagalan Obama dalam memimpin dan mendahulukan politik, dalam konfrontasi dengan anggota Kongres dari Partai Republik untuk masalah anggaran dan pemotongan belanja.
“Rasanya sakit tidak berada di sana, tidak ada di Gedung Putih dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan,” ujar Romney saat wawancara dalam program Fox News Sunday. Ia juga menyatakan bahwa Obama masih saja berkampanye, bukannya membawa orang bekerja bersama.
“Saya tidak melihat ada kepemimpinan saat ini. Hal terberat dari kekalahan adalah melihat momen kritis ini, momen emas yang hilang karena politik,” ia menambahkan.
AP | TRIP B
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya