TEMPO.CO, Washington - Badan Keselamatan Transportasi Amerika Serikat mengatakan, lembaganya mengizinkan penumpang pesawat terbang membawa pisau kecil ke dalam kabin. Izin ini untuk pertama kalinya diberikan sejak serangan 9 September 2001.
Dalam ketentuan yang akan diberlakukan pada 25 April 2013 itu disebutkan penumpang boleh membawa belati berukuran tak lebih dari 6 sentimeter. "Kampak, pisau cukur, dan pemotong kotak, tetap dilarang," demikian statemen Badan Keselamatan.
Namun demikian, izin yang dikeluarkan lembaga ini tak luput dari kritik para pramugari. Menurut mereka, bila penumpang membawa belati ke dalam kabin pesawat, hal tersebut menimbulkan risiko, baik bagi penumpang maupun awak kabin lainnya.
Selain pisau, di bawah kebijaksanaan baru, kelak tongkat biliar, tiang ski, dan stik hoki bakal diperbolehkan masuk ke dalam kabin. Sebelumnya, seluruh benda tersebut harus masuk bagasi.
Badan Keselamatan berpendapat bahwa peraturan baru yang dikeluarkan itu sejalan dengan pedoman penerbangan internasional dan memberikan pengalaman terbaik bagi para penumpang pesawat.
"(Izin) ini merupakan bagian dari pendekatan keamanan berbasis risiko secara keseluruhan. Oleh karena itu, petugas keamanan bisa lebih fokus pada upaya menemukan barang yang memiliki daya ledak tinggi," kata juru bicara Badan Keselamatan kepada kantor berita Reuters.
Namun, kelompok Koalisi Persatuan Pramugari Penerbangan menganggap kebijaksanaan tersebut "picik".
"Sebagai garis pertahanan terakhir di kabin penerbangan dan mitra utama, kami percaya bahwa izin yang dikeluarkan akan membahayakan kehidupan semua pramugari dan penumpang. Selama ini kami bekerja sangat keras untuk menjaga keamanan (penumpang)," kata Koalisi ini dalam sebuah pernyataan.
BBC | CHOIRUL
Terpopuler:
Malaysia Bayar Sewa ke Sultan Sulu Rp 14 Juta
MNLF: 10 Ribu Tentara Sulu Tiba di Sabah
Sultan Sulu: Jet Militer Bombardir Pasukan Kami
Misuari Ingatkan Malaysia Jangan Bunuh Raja Sulu
Hugo Chavez Meninggal Akbat Penyakit Ini
Malaysia Serang Pendukung Sultan Sulu
Chavez Meninggal, Pernah Sebut Bush Setan di PBB
Intrik di Filipina Berada di Balik Serangan Sabah?
Warga Malaysia di Filipina Diimbau Berhati-hati
Jet Tempur Malaysia Bombardir Sabah
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya