Gambar yang diambil dari video amatir yang dikeluarkan oleh Al-Jazeera ini memperlihatkan sebuah balon udara yang terbang di atas Luxor, Mesir, yang terbakar setelah meledak dan jatuh dari ketinggian 300 meter pada hari Selasa (26/2). 19 orang tewas dalam kecelakaan balon udara terburuk dalam sejarah. Seorang turis asal Inggris dan pilot Mesir yang mengalami luka bakar parah menjadi satu-satunya korban selamat. AP/Al-Jazeera
TEMPO.CO, Kairo – Balon udara terbakar dan meledak di atas kota kuno Luxor, Mesir. Sembilan belas wisatawan tewas.
Balon tersebut mengangkut 21 orang, terbang di ketinggian seribu kaki (300 meter) ketika terbakar. Staf perusahaan yang mengoperasikan balon mengatakan, seorang wisatawan dan pilot berhasil selamat dengan melompat ke darat sebelum balon terempas. Sembilan orang lain juga melompat ke kebun tebu di bawahnya, namun tidak berhasil selamat. Jenazah mereka ditemukan bertebaran.
Keduanya dilarikan ke rumah sakit. Ke-19 korban di antaranya empat warga Inggris, termasuk seniman Inggris, Joe Bampton, dan kekasihnya, Suzanna Gyetvai; sembilan warga Hong Kong; serta dua warga Jepang dan Korea.
Kecelakaan balon udara bukan pertama kalinya terjadi. Tahun 2009, 13 wisatawan asing cedera saat balon yang mereka tumpangi menabrak tiang telepon di Luxor. Sumber kala itu menyatakan, kecelakaan terjadi karena kelebihan penumpang.
Kecelakaan kali ini kemungkinan yang paling fatal setelah tahun 1989. Tiga belas orang tewas dalam tabrakan dua balon udara di Australia ketika itu.
Perjalanan dengan balon udara biasanya dilakukan saat matahari terbit di atas kuil Karnak dan Luxor, juga Lembah Raja-raja, sangat populer bagi wisatawan yang berkunjung ke Mesir.