TEMPO.CO, KOLOMBO - Konflik sengit antara eksekutif dan yudikatif Sri Lanka telah mencapai puncaknya. Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapakse, Ahad, 13 Januari 2013, memakzulkan ketua Mahkamah Agung Shirani Bandaranayake dengan meratifikasi hasil pemungutan suara anggota parlemen.
“Presiden pagi ini meneken surat penjungkalan Shirani Bandaranayake sebagai ketua Mahkamah Agung,” kata juru bicara presiden, Mohan Samaranayake. Surat itu, menurut Mohan, langsung diberikan kepada Shirani melalui sekretaris presiden yang dikawal secara khusus.
Mohan meyakinkan bahwa langkah presiden memecat ketua Mahkamah Agung perempuan pertama Sri Lanka adalah konstitusional. Sebab, Presiden telah berkosultasi dengan sejumlah hakim pada Sabtu lalu dalam pertemuan tertutup. Berdasarkan hasil pemungutan suara parlemen yang dikuasai partai presiden Mahinda, perempuan berusia 54 tahun itu dituding bersalah atas dugaan korupsi.
Juru bicara Shirani menyatakan pihaknya telah menerima surat itu. Namun ia menolak memberikan komentar atas langkah presiden. Hingga kini belum ada nama yang diajukan untuk menggantikan posisi Shirani.
Insiden ini memicu protes keras baik dari dalam maupun luar negeri. Para pengacara pada Kamis lalu mendesak para hakim untuk menolak bekerja sama dengan pemerintah ihwal pemakzulan ini. Amerika Serikat dan Inggris menyatakan keprihatinan atas pelanggaran independensi yudikatif di Sri Lanka.
Perseteruan antara Shirani dan Mahinda berawal ketika Mahkamah Agung Sri Lanka membuat keputusan yang melawan pemerintah tahun lalu. Shirani juga membekukan beleid untuk membantu adik presiden, Basil, atas akses politik dan ekonomi yang lebih besar. Basil kini menjabat sebagai menteri pembangunan ekonomi Sri Lanka.
L ASIAONE | SITA PLANASARI AQUADINI
Berita terkait
Sri Lanka Menolak Kunjungan Kapal Selam Cina
13 Mei 2017
Sri Lanka tidak mungkin memberikan izin perbaikan kapal selam Cina, mengingat kekhawatiran India.
Baca SelengkapnyaBunuh dan Culik Jurnalis, 5 Intelijen Sri Lanka Ditangkap
21 Februari 2017
Polisi Sri Lanka menangkap lima anggota intelijen militer yang diduga membunuh editor suratkabar terkemuka negara itu dan jurnalis lainnya.
Baca SelengkapnyaUnjuk Rasa Tolak Zona Industri Investor Cina di Sri Lanka
8 Januari 2017
Unjuk rasa protes rencana pemerintah Sri Lanka membangun zona industri para investor Cina di atas lahan warga seluas 6,07 hektar.
Baca SelengkapnyaWHO Menetapkan Sri Lanka Bebas dari Malaria
5 September 2016
Sri Lanka jadi negara kedua yang bebas malaria setelah Maladewa di wilayah kerja WHO kawasan Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaTanah Longsor di Sri Lanka, 400 Orang Diperkirakan Tewas
18 Mei 2016
Hampir 400 orang dikhawatirkan tewas terkubur tanah longsor, yang dipicu hujan lebat selama tiga hari di Sri Lanka.
Baca SelengkapnyaBatu Safir Bintang Biru Terbesar Dunia Ditemukan di Sri Lanka
6 Januari 2016
Batu safir bintang biru yang ditemukan di sebuah tambang dekat Kota Ratnapura, Sri Lanka, bernilai sekitar US$ 100 juta (Rp 1,3 triliun).
Baca SelengkapnyaPemilu Sri Lanka Memanas, 1 Orang Tewas
31 Juli 2015
Tragedi itu adalah tindakan kekerasan politik besar pertama yang terjadi sebelum pemilihan anggota parlemen.
Baca SelengkapnyaSri Lanka Usir Intel India karena Campuri Politik
20 Januari 2015
Pejabat intelijen India itu diduga mendukung kampanye pemilu oposisi dari balik layar.
Baca SelengkapnyaHormati Paus, Sri Lanka Bebaskan 572 Narapidana
17 Januari 2015
572 narapidana yang ditangkap karena pelanggaran ringan.
Baca SelengkapnyaIntoleransi Memanas, Paus Fransiskus ke Sri Lanka
13 Januari 2015
Paus dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan umat lintas agama, termasuk perwakilan umat Budha yang moderat.
Baca Selengkapnya