Ribuan Massa Oposisi Malaysia Hadiri Aksi Damai

Reporter

Editor

Abdul Manan

Sabtu, 12 Januari 2013 23:34 WIB

Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim dan istrinya Wan Azizah Wan Ismail tiba di sebuah rally reformasi Bersih, di Independence Square, Kuala Lumpur, 28-4, 2012. REUTERS/Samsul Said.

TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Ribuan massa dari oposisi Malaysia dan lembaga swadaya masyarakat, yang tergabung dalam Himpunan Bangkit, menghadiri aksi damai di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu, 12 Januari 2012. Massa yang menurut taksiran polisi lebih dari 40.000 orang itu berkumpul di sejumlah sudut kota sebelum berkumpul di Stadion Merdeka, pukul 14.00 waktu setempat.


Massa berjalan kaki dari pelbagai titik di sekitar Kuala Lumpur menuju stadion, yang dipimpin tokoh-tokoh partai oposisi dan aktivis LSM. Nurul Izzah Anwar, putri Anwar Ibrahim, memimpin aksi jalan kaki dari Masjid Ar-Rahman. Sedangkan Ketua Angkatan Muda Keadilan Shamsul Iskandar Mohd Akin memimpin massa dari Amcorp Mall. Anwar Ibrahim adalah Ketua Partai Keadilan Rakyat.

Sejumlah tokoh oposisi, seperti Anwar Ibrahim, Wakil Presiden Partai Islam se-Malaysia (PAS) Muhammad Sabu, dan pemimpin spiritual PAS Nik Azis Nik Mat, memberikan orasi di depan ribuan massa. Dalam pidatonya, Anwar menegaskan janji oposisi untuk memberikan pendidikan gratis dan menurunkan harga minyak jika bisa menaklukan partai penguasa, Barisan Nasional, dalam pemilihan umum tahun ini. "Kami berharap rakyat memberi peluang kepada oposisi untuk memimpin," kata Anwar.

Setelah beberapa jam mendengarkan orasi, aksi damai ditutup dengan doa dan pembacaan tuntutan. Isi tuntutannya: pemilihan umum yang bersih dan adil, royalti minyak 20 persen untuk negara bagian, dan pembangunan Malaysia Timur (Sabah dan Sarawak) yang sama dengan Malaysia barat.

Tak semua massa yang datang di stadion punya aspirasi sama dengan oposisi. Di tengah kerumunan itu, tampak belasan mahasiswa berjalan beriringan dengan poster yang bernada tak mendukung oposisi ataupun koalisi Barisan Nasional yang dipimpin Najib Razak, perdana Menteri Malaysia saat ini. "Memilih Anwar maupun Najib, seperti memilih Coca Cola dan Pepsi," bunyi salah satu poster yang mereka bawa. Saat Tempo mewawancarai salah satunya, ia enggan berkomentar. "Lihat saja poster kami. Itu pernyataan kami," katanya.

Menurut Koordinator Sekretariat Bangkit, Sheikh Omar Ali, himpunan ini memfasilitasi semua aspirasi. Tak masalah apapun pandangan politiknya, yang penting menginginkan perubahan di Malaysia. Kata Omar, selama 50 tahun Malaysia dipimpin rezim yang sama dan kini saatnya ada perubahan. "Di Indonesia Soeharto bisa jatuh. Di sini kami juga ingin itu," katanya, sambil tergelak.

Masrur, Sandy Indra P. (Kuala Lumpur)

Berita terkait

Microsoft Investasi Rp 35 Triliun di Malaysia, Berikut Sejarah Raksasa Teknologi AS Itu

16 jam lalu

Microsoft Investasi Rp 35 Triliun di Malaysia, Berikut Sejarah Raksasa Teknologi AS Itu

Microsoft investasi Rp 35 triliun di Malaysia, begini sejarah raksasa teknologi AS Itu.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

16 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

2 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

9 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

9 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

10 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

16 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

16 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

16 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

16 hari lalu

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya