Pelajar Sekolah Dasar Kedapatan Bawa Pistol  

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Sabtu, 12 Januari 2013 12:24 WIB

Bus sekolah mengantar murid-murid Sekolah Dasar Sandy Hook, Connecticut, Amerika Serikat, kembali ke rumah masing-masing usai menjalani hari pertama kembali bersekolah, pada Kamis (3/1). Murid sekolah tersebut diliburkan menyusul penembakan brutal di sekolah tersebut yang menewaskan 20 siswa dan 6 staf sekolah, serta 1 orang pelaku penembakan pada 14 Desember kemarin. REUTERS/Carlo Allegri

TEMPO.CO, Chicago - Sekolah Dasar Marsh, di tenggara Chicago, Amerika Serikat, Kamis lalu heboh. Pasalnya, seorang siswa yang berusia 13 tahun ternyata membawa senjata api. Awalnya, saat istirahat, Manor Jeffery, seorang staf sekolah, melihat seorang siswa bermain peluru.

Selang satu hari, pihak sekolah akhirnya memeriksa bocah dan semua siswa. Mereka menemukan pisau lipat di saku bocah itu. Di lokernya juga ditemukan amunisi dengan kaliber 22 milimeter, berjumlah 33 butir peluru. Tidak jelas bagaimana anak itu mendapat pistol, milik siapa, dan bagaimana dia bisa membawanya masuk ke lingkungan sekolah.

Menurut NBC Chicago, bocah itu didakwa dengan penggunaan senjata tidak sah dan akan diadili Jumat pekan depan. Dewan Sekolah Chicago Public School (CPS) menyebutkan hal ini sebagai insiden yang ditutupi.

CPS tidak menoleransi adanya senjata apa pun pada properti sekolah untuk keselamatan dan keamanan sekolah, mahasiswa, staf, dan pengunjung. "Pejabat sekolah harusnya segera mengambil langkah tepat, memberitahukan kami dan mengambil tindakan segera di sekolah," demikian pernyataan CPS.

Para orang tua siswa cemas dengan penemuan ini.
Mereka juga kecewa karena tak segera diberi tahu hingga Jumat sore kemarin. Mereka menerima surat dari kepala sekolah, menguraikan langkah-langkah keamanan yang lebih ketat. Detektor logam, yang jarang digunakan, akan mulai digunakan Sabtu ini.

Orang tua siswa juga mengeluhkan hal ini. "Seharusnya ia dihukum," kata salah satu orang tua, Yvonne Rodriguez.

Persoalan senjata memang sedang panas di Amerika serikat. Puncaknya, pertengahan Desember lalu, Adam Lanza, 20 tahun, menembak 20 siswa dan enam orang lain di SD Sandy Hook, Connecticut. Dia lalu bunuh diri. Beberapa kejadian penembakan juga menyusul terjadi setelah tragedi di SD Sandy Hook. Akibatnya, kepemilikan senjata menjadi perdebatan nasional.

Menurut kalangan pro-senjata api, The National Rifle Association, kasus-kasus yang terjadi itu mendesak diperlukannya penjaga bersenjata api untuk ditempatkan di sekolah-sekolah demi meningkatkan keamanan.

HUFFINGTONPOST | NUR ROCHMI

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya