TEMPO.CO, Riyadh - Gadis kencur berusia 15 tahun, yang dipaksa menikah dengan kakek 90 tahun, akhirnya bercerai. Perceraian itu terjadi berkat intervensi sebuah organisasi hak asasi manusia setempat, SHRC.
Dalam keterangannya kepada media, Saudi Human Rights Commission (SHRC) menyatakan perkawinan yang berlangsung di Jizan, selatan Arab Saudi, pekan lalu itu terlihat aneh.
Menurut SHRC, mempelai pria sesungguhnya pantas menjadi kakeknya daripada sebagai suami si gadis. "Perkawinan itu aneh," kata Bandar al-Ayban, pemimpin SHRC, dalam sebuah pernyataan kepada media, Rabu, 9 Januari 2013.
Sejumlah aktivis hak asasi manusia dan kelompok sosial media Negeri Kerajaan mengecam pernikahan itu. Pada satu laman Twitter, aktivis mengkritik orang tua gadis karena merelakan buah hatinya dikawini oleh kakek yang jauh lebih tua daripada putrinya.
Dalam sebuah wawancara dengan mempelai laki-laki, dia berdalih bahwa perkawinannya sah dan benar, setelah membayar mas kawin sebesar 65 ribu riyal (sekitar Rp 170 juta) kepada mempelai perempuan, keturunan Yaman (ayah) dan Arab Saudi (ibu).
Pada laman Twitter, Samira Al-Ghamdi @SamiraAlGhamdi, seorang psikolog di pusat perlindungan anak, menulis, "Kami membutuhkan sebuah hukum untuk dijatuhkan kepada pelaku aksi ini...akhiri kekerasan pada anak."
Harian Al-Hayat melaporkan, gadis kencur ini mengunci rapat pintu kamarnya pada malam pesta perkawinan sebelum meninggalkan rumah pria uzur itu dan kembali ke rumah orang tuanya.
"SHRC memberikan bantuan hukum sehingga keduanya bercerai," kata Ayban. Anggota SHRC lainnya, Hadi al-Yami, mengatakan, gadis ini memang benar-benar menolak perkawinan itu.
Sejumlah pegiat hak asasi manusia di Saudi menekankan agar diberlakukan aturan tentang pernikahan bagi gadis, minimal berusia 16 tahun. "Oleh karena itu, SHRC mencoba bekerja sama dengan Kementerian Kehakiman dan Kesehatan untuk mencegah perkawinan dini," kata al-Yami kepada AFP. Aktivis hak asasi lainnya, Suhaila al-Hammad, mengatakan, otoritas seharusnya memberlakukan ketentuan bahwa usia perkawinan minimal 18 tahun.
Hammad jelaskan bahwa pernikahan dalam Islam sesungguhnya harus berdasarkan kesepakatan bersama. "Tidak boleh ada yang merasa dirugikan seperti yang dialami gadis itu." Dia tambahkan, orang tua sang gadis harus memikul tanggung jawab karena telah menikahkan putrinya dengan seorang pria yang lebih pantas menjadi kakeknya.
Menurut Jamal al-Toueki, seorang psikolog, memaksa seorang gadis menikah merupakan kesewenang-wenangan dan tergolong aksi kekerasan. "Hal tersebut dapat menimbulkan perilaku bunuh diri jika tidak ada yang sanggup menyelamatkannya."
Kerajaan Arab Saudi tidak memiliki hukum yang melarang perkawinan dini. Sedangkan para alim ulama dan hakim agama membenarkan praktek perkawinan tersebut karena dianggap sesuai dengan Islam dan tradisi Saudi.
AL ARABIYA | CHOIRUL
Berita terkait
Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman
13 November 2017
Arab Saudi masuk daftar hitam PBB untuk kasus pembunuhan anak-anak di Yaman yang jumlahnya mencapai 683 anak.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh
25 Oktober 2017
Pengadilan Arab Saudi membebaskan Grup Saudi Bin Laden dari kewajiban membayar kompensasi kepada korban crane jatuh di Mekah tahun 2015.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat
25 Oktober 2017
Putra mahkota mengatakan Arab Saudi akan mengembalikan agama Islam menjadi moderat dan berpandangan terbuka terhadap semua agama.
Baca SelengkapnyaBertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun
6 Oktober 2017
Raja Salman dan Putin bersepakat Saudi membeli senjata sistem pertahanan udara S-400 senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 40,4 triliun.
Baca SelengkapnyaRaja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya
4 Oktober 2017
Raja Salman akan berkunjung ke Rusia untuk pertama kalinya Kamis depan.
Baca SelengkapnyaGoyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi
23 Agustus 2017
Remaja berusia 14 tahun ditangkap polisi Arab Saudi akibat goyang Macarena di jalan
Baca SelengkapnyaTerungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman
15 Agustus 2017
Sebuah bocoran email mengungkap bahwa Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammad bin Salman menginginkan negaranya keluar dari perang Yaman.
Baca SelengkapnyaDabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan
15 Agustus 2017
Abdallah Al Shaharani, penyanyi Arab Saudi ini melakukan gerakan dabbing dalam sebuah festival musik
Baca SelengkapnyaSaudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran
14 Agustus 2017
Arab Saudi minta bantuan Irak memperbaiki hubunganya dengan Iran.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata
2 Agustus 2017
Proyek ini dalam rangka mengurangi ketergantungan Arab Saudi akan pendapatan dari penjualan minyak.
Baca Selengkapnya