TEMPO.CO, Kairo - Pemerintah Mesir, Ahad, 6 Januari 2013, mengambil sumpah jabatan 10 menteri baru yang akan mengisi kursi kabinet Presiden Mohammed Mursi guna berjuang melawan keterpurukan ekonomi.
Mereka menempati pos-pos kunci menyusul persoalan yang membelit Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri dengan aparat kepolisian. El Morsi Sayed Hegazy menggantikan Mumtaz al-Said sebagai Menteri Keuangan, sedangkan Jenderal Mohammed Ibrahim mengambil alih posisi Ahmed Gamal Eddin sebagai Menteri Dalam Negeri.
Presiden Mohammed Mursi, seusai pengambilan sumpah, bertemu dengan para menteri baru untuk membicarakan jalan keluar mengatasi keterpurukan ekonomi pascarevolusi, Februari 2012. Dalam pertemuan itu dibicarakan juga masalah sektor pariwisata dan bagaimana cara menarik investor asing untuk mengatasi masalah ekonomi Mesir.
Koresponden Al Jazeera, Rawya Rageh, melaporkan dari Kairo, reshuffle kabinet merupakan sesuatu yang tidak mengejutkan sebagaimana pernah berkali-kali disampaikan oleh Presiden Mursi dan Perdana Menteri Hisham Qandil. "Justru yang mengejutkan adalah pelengseran Ahmed Gamal Eddin sebagai Menteri Dalam Negeri."
Sayed Hegazy dianggap pantas menempati kursi Kementerian Keuangan karena dia dianggap ahli di bidang keuangan Islam. Selain itu, dia tampaknya menarik simpati Presiden Mursi yang memenangkan kursi pemilu presiden pada Juni 2012 atas berbagai pemikirannya tentang masalah ekonomi. Sayed Hegazy mengaku berasal dari kelompok Ikhwanul Muslimin. Namun, juru bicara Ikhwanul Muslim menolak pengakuan Hegazy. Sebaliknya, mereka mengakui tiga dari 10 menteri yang diambil sumpah merupakan kader Ikhwan.
Saat ini, Ikhwanul Muslimin menempatkan delapan kadernya dari 38 kursi di susunan kementerian Mesir, termasuk jabatan Perdana Menteri yang diduduki oleh Hisham Kandil. Di antara kursi penting yang dikuasai oleh Ikhwanul Muslimin adalah Kementerian Penerangan dan Kementerian Perumahan. "Dr Mursi sepertinya yakin bahwa beliau memiliki kabinet yang sanggup menjalankan programnya," kata Mustapha Kamel Al-Sayyid, seorang profesor ilmu politik di Universitas Kairo.
Seusai upacara pelantikan menteri baru, IMF-- lembaga keuangan internasional, berjanji akan menggelontorkan bantuan untuk Mesir sebesar US$ 4,8 miliar, setara dengan Rp 43,2 triliun, guna merestrukturisasi dan mengatasi keterpurukan ekonomi.
AL JAZEERA | AL ARABIYA | CHOIRUL
Berita terkait
Menuju Perbaikan Hubungan, Menlu Mesir dan Turki Bertemu di Kairo
18 Maret 2023
Turki memutuskan hubungan dengan Mesir setelah penggulingan Mohamed Mursi dari Ikhwanul Muslimin yang didukung Ankara.
Baca SelengkapnyaPengadilan Mesir Vonis 12 Tokoh Ikhwanul Muslimin Hukuman Mati
15 Juni 2021
Pengadilan sipil tertinggi Mesir menguatkan vonis hukuman mati untuk 12 tokoh senior Ikhwanul Muslimin atas kerusuhan 2013 lalu
Baca SelengkapnyaMesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui
8 September 2017
Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu
Baca SelengkapnyaMesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan
31 Agustus 2017
Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.
Baca SelengkapnyaPPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat
10 Agustus 2017
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir
Baca SelengkapnyaMesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika
24 Juli 2017
Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.
Baca SelengkapnyaBeri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui
15 Juni 2017
Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.
Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas
27 Mei 2017
Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.
Baca SelengkapnyaTuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat
8 Mei 2017
Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad
Baca SelengkapnyaMesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek
6 Mei 2017
Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.
Baca Selengkapnya