TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menjelaskan alasan pemerintah RI yang tak memberikan pengakuan kepada oposisi Suriah. Menurut dia, dalam praktek diplomasi dan politik luar negeri, Indonesia tidak pernah memberikan pengakuan terhadap sebuah pemerintahan.
"Perubahan suatu pemerintah, apakah sifatnya rutin melalui pemilu, ada revolusi, ada tindak kekerasan, atau karena demokrasi, tidak mengharuskan Indonesia untuk memberikan pengakuan," kata Marty, di kantornya, Jakarta, Jumat, 4 Januari 2013.
Menurut dia, Indonesia hanya akan memberikan pengakuan kepada sebuah negara. Pengakuan semacam ini diberikan satu kali dalam hubungan berbangsa antara Indonesia dengan negara bersangkutan. "Misalnya, ketika kemarin negara Sudan Selatan merdeka dan memisahkan diri dari Sudan, Indonesia memberikan pengakuan terhadap negara Sudan Selatan," ujar Marty.
Kendati begitu, Marty mengatakan, pemerintah tetap melakukan komunikasi dengan pihak oposisi. Bahkan, dalam waktu dekat Marty berencana bertemu dengan oposisi Suriah untuk mendapatkan masukan ihwal visi dan pandangan mereka. "Jadi, tidak adanya pengakuan jangan dianggap sebagai sesuatu yang negatif karena proses seperti itu tidak biasa dalam praktek diplomasi Indonesia," katanya.
Perang saudara di Suriah yang terus berkecamuk diprediksi akan segera berakhir. Pemberontak telah mengepung ibu kota Damaskus. Sejumlah negara Barat telah mengakui oposisi Suriah sebagai perwakilan yang sah dari negara itu.
PRIHANDOKO
Berita terkait
Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali
1 hari lalu
Indonesia-Africa Forum kedua akan diselenggarakan di Bali pada 3 - 4 September 2024. Menlu Retno mengundang perwakilan dari Gambia.
Baca SelengkapnyaKementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina
1 hari lalu
Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.
Baca SelengkapnyaRetno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah
4 hari lalu
Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI
Baca SelengkapnyaKementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan
6 hari lalu
Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024
Baca SelengkapnyaOtoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar
8 hari lalu
Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional
Baca SelengkapnyaRusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat
8 hari lalu
Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita
Baca SelengkapnyaWNI Selamat dalam Gempa Taiwan
9 hari lalu
Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini
Baca SelengkapnyaIOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI
10 hari lalu
IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI
Baca Selengkapnya23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award
10 hari lalu
Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia
16 hari lalu
Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?
Baca Selengkapnya