Curhat Ibu Pelaku Penembakan Connecticut  

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Senin, 17 Desember 2012 09:09 WIB

Adam Lanza pelaku penembakan di sekolah dasar Sandy Hook, Newtown, Connecticut. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Connecticut - Hanya beberapa hari sebelum Adam Lanza mengamuk dengan senjata milik ibunya di sekolah dasar Sandy Hook, Connecticut, Amerika Serikat, sang ibu pernah mengeluhkan tentang Adam kepada seorang sahabatnya. Kepada sahabatnya, Nancy Lanza, yang menjadi korban tewas pertama, menyatakan dia merasa kehilangan Adam. Nancy mengatakan bahwa "dia semakin parah".

Saat itu, mereka tengah minum bir di bar bernama My Place di Newtown. Sang teman meminta namanya dirahasiakan.

Ia tahu Adam bermasalah. Namanya sangat jarang disebut oleh Nancy dalam percakapan sehari-hari. Ia lebih senang berbicara tentang Ryan, kakak Adam, jika membahas tentang anak-anaknya. Yang dia ingat, Nancy pernah bilang Adam cenderung suka menyakiti dirinya sendiri.

"Dia hanya menatap kaca dan berkata, 'Aku tidak tahu. Aku khawatir kehilangan dia'," katanya, menirukan Nancy. "Dia mengatakan kondisinya semakin parah. Dia mengalami kesulitan untuk merengkuhnya."

Itu bukan pertama kalinya Nancy mengatakan kepadanya tentang sesuatu yang salah dengan anaknya. Suatu hari, Nancy pernah menyatakan Adam membakar pergelangan kaki atau lengannya sendiri sekitar setahun yang lalu dengan korek api. "Rasanya seperti ia mencoba untuk merasakan sesuatu."

Perkataan Nancy, katanya, bak sebuah firasat. "Itu aneh. Dia tidak pernah benar-benar berbicara tentang Adam, "katanya. "Dia terutama berbicara tentang anaknya tertua (Ryan). Saya tahu tentang yang lain, tapi dia tidak pernah berbicara banyak tentang dia."

Ia mengakui Nancy adalah kolektor senjata, yang sebelumnya terkenal sebagai seorang gadis desa yang suka berburu. Ia menyatakan sang teman setidaknya punya selusin senjata, sebagian besar adalah senapan yang lebih besar. Namun, ia tak tahu ternyata Nancy juga memiliki pistol.

Adam yang mengakhiri hidupnya dengan menembak diri adalah tersangka tunggal penembakan di SD Sandy Hook yang menewaskan 26 orang. Kebanyakan korbannya adalah anak-anak berusia enam dan tujuh tahun. Polisi menyatakan, korban yang tewas umumnya ditembak tak hanya sekali olehnya. Kasus penembakan ini adalah yang terburuk di AS.

MAIL ONLINE | TRIP B

Berita lain:
Paus Doakan Para Korban Penembakan Connecticut

Pelaku Penembakan Connecticut Benci Kamera

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya