TEMPO.CO, Bangkok - Seorang pria, Krittapak Duangchai, 30 tahun, ditolak menjadi biksu gara-gara berkelamin ganda (hemaprodit). Pemimpin kuil di Provinsi Lambang menolak keinginan Krittapak, karena pada akta kelahirannya dia tercatat sebagai perempuan. Padahal, dia ingin menjadi biksu sejak usia 17 tahun.
"Aku patah hati. Itu adalah saat yang sulit bagiku karena aku tidak meminta lahir dalam kondisi ini," ujarnya.
Krittapak dilahirkan dengan status perempuan. Namun, dia dibesarkan orang tuanya sebagai laki-laki. Tak ada yang mengetahui kondisi fisik Krittapak selama ini, selain ayahnya yang seorang polisi dan ibunya yang berprofesi sebagai wiraswasta.
Sejak kecil, dia bingung dengan orientasi seksualnya. Sebab, Duangchai punya vagina dan mengalami menstruasi. Namun, dia juga mengalami perbesaran penis. Orang tua Krittapak terlalu miskin untuk membiayai operasi. "Saya sangat sedih karena tak bisa membiayai operasi untuk menghilangkan vaginanya," tutur Ibu Krittapak kepada koran lokal.
Krittapak menuturkan, kini hormon lelakinya jauh lebih banyak ketimbang hormon perempuan. Namun, dua organ reproduksi itu tak berfungsi seratus persen. Dia menerima takdir tak akan pernah memiliki keturunan. "Aku menerima kenyataan ini," ujar dia.
Sejak Krittapak mengungkapkan identitasnya dan berniat menjadi 100 persen laki-laki pada 4 Oktober lalu, dia mendadak populer. "Aku bisa mengumpulkan donasi hingga 300 ribu baht (Rp 93 juta)," katanya. Uang itu cukup untuk memperbesar penis dan operasi rekonstruksi lainnya.
Kini Krittapak bekerja sebagai relawan biara di Chiangmai. Dia mengajar bahasa Inggris, matematika, dan ilmu alam. Dia juga memiliki kekasih perempuan yang bekerja sebagai perawat. "Dia pekerja keras dan sangat pemalu," kata Krittapak tentang kekasihnya.
MALAYSIACHRONICLE | DIANING SARI
Terpopuler:
Hina Gus Dur, Sutan Bhatoegana Dimarahi Mahasiswa
Seperti Apa Panasnya Rapat Jokowi-Ahok soal MRT?
Akbar: Pendukung Jusuf Kalla Telah Gerilya
Soal Tendangan Bebas Indahnya, Ini Jawaban Andik
Jokowi Pulang Nebeng Mobil Wali Kota
Berita terkait
Gerakan yang Tak Dianjurkan Pakar pada Penderita Nyeri Punggung
1 jam lalu
Spesialis bedah saraf tak menganjurkan penderita nyeri punggung untuk melakukan berbagai aktivitas berikut beserta alasannya.
Baca SelengkapnyaRetno Marsudi Kunjungan Kerja ke Turkiye untuk Mempererat Hubungan Kedua Negara
1 hari lalu
Retno Marsudi kunjungan kerja ke Turkiye pada Rabu, 1 Mei 2024, untuk mempererat hubungan kedua negara.
Baca SelengkapnyaKilas Balik Operasi Batu Ginjal Sebesar Kepala di Indonesia, Kasus Langka namun Tak Masuk Rekor Dunia
4 hari lalu
Di Indonesia pernah ditemukan kasus batu ginjal langka. Ukurannya sebesar kepala manusia.
Baca SelengkapnyaMenteri Luar Negeri Thailand Mengundurkan Diri
5 hari lalu
Menteri Luar Negeri Thailand memutuskan mengundurkan diri setelah kehilangan posisi sebagai wakil perdana menteri dalam sebuah perombakan kabinet.
Baca SelengkapnyaApakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?
9 hari lalu
Jantung bocor terjadi ketika salah satu dari empat katup di jantung Anda tidak menutup rapat.
Baca SelengkapnyaSoal Normalisasi Hubungan Diplomatik dengan Israel, Begini Tanggapan Menlu Retno Marsudi
13 hari lalu
Menlu Retno Marsudi tegas menolak normalisasi hubungan Indonesia dengan Israel. Retno menyatakan Indonesia tetap tak terpengaruh oleh tekanan.
Baca SelengkapnyaMenlu Retno Marsudi Minta AS Bantu De-eskalasi Konflik Iran-Israel, Apa Artinya?
15 hari lalu
Apa arti dari de-eskalasi khususnya dalam konteks politik dan konflik Iran-Israel? Menlu Retno Marsudi minta AS lebih berperan.
Baca SelengkapnyaRetno Marsudi: Akar Masalah Instabilitas Timur Tengah adalah Isu Palestina
15 hari lalu
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut isu Palestina sebagai akar masalah dari ketidakstabilan di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaSerangan Iran ke Israel, Retno Marsudi Telepon Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian
17 hari lalu
Retno Marsudi mendorong upaya deeskalasi konflik Iran-Israel di Timur Tengah. Salah satunya menelepon Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian
Baca SelengkapnyaMenteri Luar Negeri Hongaria Yakin Ketegangan dalam Konflik Iran-Israel Bisa Dihindari
17 hari lalu
Menteri Luar Negeri Hongaria mengatakan Budapest mengutuk keras serangan rudal Iran ke Israel karena hal ini bisa mengancam naiknya ketegangan.
Baca Selengkapnya