Kebersamaan Terakhir Obama dan Hillary  

Reporter

Selasa, 20 November 2012 14:53 WIB

Calon presiden Amerika Serikat dari partai Demokrat Barack Obama dan senator New York Hillary Clinton saat kampanye di Orlando, Florida (21/10). Foto: AP/Jae C. Hong

TEMPO.CO, Phnom Penh - Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton selalu terlihat kompak dan akrab saat melakukan kunjungan ke luar negeri. Namun, kebersamaan keduanya melawat ke Asia Tenggara diperkirakan menjadi perjalanan mereka yang terakhir.

Usai mengikuti Konferensi Tinggat Tinggi ASEAN di Kamboja, bisa jadi keduanya tak akan lagi berada di dalam satu pesawat "Air Force One". Pasalnya, Hillary Clinton berujar tak lagi menjabat sebagai menteri luar negeri Amerika Serikat, di empat tahun ke depan. Dia memang pernah mengatakan tak akan lagi mendampingi Obama sebagai menteri di periode keduanya sebagai presiden AS.

Alasan istri mantan Presiden Bill Clinton itu sangat sederhana. Hillary ingin beristirahat sejenak setelah puas berkeliling dunia sebagai tangan kanan Obama dalam hal diplomasi internasional. Ia ingin beristirahat panjang, menikmati waktu senggangnya sambil membaca buku.

Obama tentu saja sangat menghormati keputusan Hillary. Namun, selama dalam perjalanan mereka di pesawat pribadi kepresidenan itu, Obama terus meyakinkan Hillary bahwa ia tetap membuka pintu jika Hillary ingin kembali membantu kepemimpinannya ke depan. Wajar saja, selama empat tahun Hillary telah membuktikan bahwa dirinya memang layak disebut sebagai salah satu diplomat top Amerika, karena sukses menjadi tokoh penguat hubungan Amerika di kawasan Asia Pasifik.

Di hari terakhir kunjungannya, Hillary menyatakan bahwa perjalanannya bersama Obama selama ini sangat luar biasa. "Ada saat pahit, ada saat membuat rindu, semua hal yang Anda harapkan," kata dia kepada wartawan yang mencegatnya, sebelum mengikuti pertemuan puncak KTT ASEAN 2012, Selasa pagi, 20 November 2012.

Dalam lawatan ke tiga negara yaitu Thailand, Myanmar, dan Kamboja, keduanya bertemu di Thailand. Di negara gajah putih itu, selain melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra, mereka melakukan kunjungan santai ke wihara terkenal "Wat Pho" di Bangkok. Di sana, mereka juga sempat bercakap-cakap dengan seorang biksu.

Lalu, mereka melanjutkan perjalanan bersama ke Myanmar dengan pesawat kepresidenan. Di sana kedua tokoh Amerika itu mengunjungi aktivis pro-demokrasi Aung San Suu Kyi di kediaman pribadinya.

Kamboja menjadi persinggahan terakhir dalam kunjungan mereka ke Asia Tenggara. Seorang pejabat yang ikut dalam rombongan mengatakan bahwa selama penerbangan "Air Force One" ke Phnom Penh malam itu, keduanya meringkuk sendirian selama satu jam, mengenang empat tahun terakhir--dan membicarakan tentang kemungkinan apa yang yang terjadi selanjutnya.

NYTIMES | MUNAWWAROH

Baca juga:
Roket dari Mesir Hantam Israel

Pejabat Israel Bersumpah Lakukan ''Holocaust''

Fatah-Hamas Sepakat Bersatu Melawan Israel

Demi Seni, Punggung Perempuan Ini Dibolongi Kait

Survei: 90 Persen Yahudi Israel Dukung Perang Gaza

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya