Perbedaan Suara Obama-Romney Setipis Silet

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Rabu, 7 November 2012 09:33 WIB

Mitt Romney (kiri) dan Barack Obama. AP/Pablo Martinez Monsivais

TEMPO.CO, Washington - Barack Obama dan penantang dari Partai Republik, Mitt Romney, bersaing ketat dalam memperebutkan suara menuju Gedung Putih. Pemungutan suara telah resmi ditutup.

Romney, mantan Gubernur Massachusetts, memenangkan pemilihan di beberapa negara bagian. Kemenangannya tercatat di Kentucky, West Virginia, South Carolina, Indiana, Oklahoma, dan Tennessee. Obama memenangkan pilihan di negara bagian asal Romney di Massachusetts dan tujuh negara lainnya ditambah District of Columbia. Dia juga menang di negara bagian asalnya, Illinois, serta negara bagian asal Joe Biden, Delaware.

Banyak media menyebut, perbedaan suara antara Obama dan Romney setipis silet. Perolehan suara mereka susul-menyusul. Posisi terakhir, Obama 123 suara dan Romney 153 suara. Dibutuhkan 270 suara untuk memenangkan pencalonan.

Jajak pendapat dari pemilih di negara-negara kunci menunjukkan ekonomi adalah masalah utama di benak pemilih. Jelas bahwa Obama tidak akan melakukan sebaik yang dia lakukan pada tahun 2008, ketika ia menang dengan margin 7,3 persen dari suara rakyat.

Jajak pendapat lain menunjukkan Romney yang menang antara laki-laki dengan dua digit. Obama menang di kalangan perempuan, yang merupakan fokus dari banyak kampanyenya, namun dengan margin yang lebih kecil dari empat tahun yang lalu.

Obama menunggu hasil pemungutan suara diumumkan di Chicago dan Romney berada di Massachusetts, setelah 17 bulan dan lebih dari US$ 2 miliar dihabiskan oleh masing-masing calon presiden.

"Cara yang kasar. Semua orang ingin seseorang untuk disalahkan," kata Frank Robles, 45 tahun, yang mempekerjakan 15 orang di rumahnya yang menjadi toko sepatu di Las Vegas Utara. Namun Robles yang mendukung Obama, mengatakan dia tidak bukan penyebab krisis ekonomi. "Orang perlu untuk memberinya kesempatan."

Di Ohio, ajang pertempuran utama bagi kedua belah pihak, suasana di beberapa tempat pemungutan suara sangat santai dan akrab, meskipun kampanye intens dan rentetan iklan TV negatif.

"Terlalu banyak iklan, fitnah terlalu banyak," kata Nancy Manion.

BBC | TRIP B

Berita lain:

Kampanye Emosional Obama di Iowa

Mitt Romney Bidik Ohio

Hingga Hari Pemilihan, Obama Masih Diunggulkan

181 Seleb Hollywood Dukung Obama

Jadwal Pemilihan Bakal Diperpanjang



Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya