TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyambut baik kesepakatan damai antara pemerintah Filipina dan pemberontak muslim di wilayah selatan negara itu, MILF (Front Pembebasan Islam Moro). "Ini perkembangan yang sangat menggembirakan," kata Marty di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin malam, 15 Oktober 2012.
Marty menganggap kesepakatan damai ini bakal meredakan situasi dan kondisi di Filipina Selatan yang selama bertahun-tahun menjadi keprihatinan banyak negara lainnya. Meski Indonesia tidak secara langsung terlibat dalam perundingan, ia mengatakan Indonesia tetap turut mendukung terciptanya kesepakatan damai di Filipina Selatan.
"Misalnya dengan pengiriman tim observasi untuk proses perdamaian antara pemerintah Filipina dengan MILF," ujar Marty.
Pemerintah Filipina dan pemberontak muslim sepakat berdamai di wilayah selatan negara. Hal ini disampaikan Presiden Benigno Aquino yang menandai berakhirnya konflik 40 tahun yang telah menewaskan 100 ribu orang dan menurunkan ekonomi kawasan.
Kesepakatan damai bersama Front Pembebasan Islam Moro (MILF) ini disampaikan kepada publik, Ahad, 7 Oktober 2012, sebagai peta jalan damai untuk menciptakan wilayah otonomi baru di kawasan mayoritas muslim di negara yang sebagian besar penduduknya beragama Katolik.
PRIHANDOKO
Berita lain:
Miyabi, Dokter Gadungan di 13 Rumah Sakit
Presiden Mauritania Tak Sengaja Tertembak
Norodom Sihanouk Meninggal Jelang Ultah ke-90
Turki Larang Semua Penerbangan Suriah
Tiga Bintang K-Pop Pilihan Kandidat Presiden Korea
Berita terkait
Menkumham Berikan Paspor untuk WNI Keturunan di Filipina
27 Maret 2022
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly menyerahkan paspor beserta izin tinggal special non immigrant visa kepada perwakilan warga negara Indonesia yang berasal dari warga negara keturunan atau Persons of Indonesian Descent (PIDs). Acara penyerahan paspor dilakukan secara simbolis di Lapangan Upacara KJRI Davao, Filipina.
Baca SelengkapnyaKalimantan Waspadai Pelarian Kelompok ISIS dari Marawi
30 Mei 2017
Polda Kalimantan Timur-Kalimantan Utara mewaspadai pelarian kelompok Marawi yang tengah digempur pemerintah Filipina.
Baca SelengkapnyaTeror ISIS di Marawi, Kemlu Minta WNI di Filipina Waspada
24 Mei 2017
WNI yang berada di Filipina diimbau untuk lebih waspada, setelah status darurat militer diterapkan oleh Presiden Rodrigo Duterte di Marawi.
Baca SelengkapnyaJokowi: Dari 5 Pekan, Rute RoRo Davao-Bitung Jadi 2,5 Hari
30 April 2017
Dibukanya rute Davao-Bitung, kata Jokowi, menunjukkan Presiden Duterte peduli dengan wilayah-wilayah yang berada jauh dari ibu kota Filipina, Manila.
Baca SelengkapnyaJokowi-Duterte Bakal Resmikan Jalur Laut Davao-Bitung
28 April 2017
Presiden Jokowi dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte akan meresmikan pembukaan rute pelayaran kapal Davao-Bitung.
Baca SelengkapnyaDuterte Sambut Jokowi di Istana Malacanang
28 April 2017
Presiden Jokowi diterima Presiden Filipina Redrigo Duterte.di Istana Malacanang.
Baca SelengkapnyaIni Agenda Lawatan Presiden Jokowi ke Filipina
25 April 2017
Jokowi akan menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Duterte dan menghadiri KTT ASEAN.
Baca Selengkapnya3 WNI yang Diduga Diculik Abu Sayyaf Adalah Nelayan
20 Januari 2017
Tiga WNI asal Sulawesi Selatan yang diduga diculik Abu Sayyaf
adalah nelayan.
Kisah 1.934 Keturunan di Mindanao Hingga Diberi Status WNI
26 Oktober 2016
Sebanyak 1.934 warga keturunan Indonesia di Mindanao, Filipina pelintas tradisional dan sudah tinggal di sana bahkan sebelum Indonesia merdeka.
Baca Selengkapnya1.934 Warga Keturunan di Mindanao, Filipina Resmi Jadi WNI
26 Oktober 2016
Sebanyak 1.934 warga keturunan Indonesia di Mindanao, Filipina telah mendapatkan statusnya sebagai WNI.
Baca Selengkapnya