Presiden Mauritania Dirawat di Prancis

Reporter

Senin, 15 Oktober 2012 18:36 WIB

Presiden Mauritania, Mohamed Ould Abdel Aziz, dirawat di rumah sakit setelah tertembak. telegraph.co.uk

TEMPO.CO, Nouakchott - Presiden Mauritania, Mohamed Ould Abdel Azis, mengatakan kepada publik melalui siaran televisi, bahwa dirinya dalam kondisi baik dan terbang ke Paris untuk mendapatkan perawatan. Keberangkatannya ke Prancis ini untuk dirawat intensif menyusul insiden penembakan oleh tentara.

Pria 55 tahun, Sabtu dinihari waktu setempat, 13 Oktober 2012, dia ditembak oleh seorang tentara saat kembali ke ibu kota negara, Nouakchott, usai berlibur pada akhir pekan.

"Saya meminta seluruh rakyat tenang. Operasi semalam berhasil dengan sukses. Saya ucapkan banyak terima kasih kepada tim medis yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik," ujarnya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan stasiun televisi pemerintah TVM, Ahad, 14 Oktober 2012.

"Saya ingin yakin kembali kepada setiap orang tentang pernyataan kesehatan saya usai insiden penembakan. Ini (penembakan) merupakan sebuah kesalahan oleh satu unit militer di jalan tak beraspal di dekat Touela. Alhamdulillah, saya dalam keadaan baik."

"Operasi yang dilakukan di Paris merupakan operasi yang kedua kalinya setelah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit militer Mauritania untuk mengangkat peluru yang bersarang di tubuhnya," ujar sumber keamanan kepada kantor berita AFP yang tak bersedia disebutkan namanya.

Pemerintah meminta agar insiden tembakan ini tidak dibesar-besarkan seraya menyebutkan bahwa kejadian yang menimpa Abdel Azis merupakan aksi yang tidak disengaja ketika ada iring-iringan presiden.

"Ini adalah sebuah insiden penembakan terhadap konvoi presiden saat menuju Nouakchott. Unit militer tidak mengenali ada konvoi presiden," kata Menteri Komunikasi, Hamdi Mahjoub, di layar televisi.

Sebelumnya, seorang sumber keamanan mengatakan kepada AFP, presiden menjadi target penembakan secara langsung. Sumber tak bersedia mengatakan letak peluru yang masuk ke tubuh presiden. Namun dia mengatakan tak ada organ vital yang terkena hantaman peluru, "Nyawa beliau selamat," ujarnya.

Sejumlah laporan media di Nouakchott yang belum dikonfirmasi ke sumber keamanan menyebutkan, Abdel Azis terhantam peluru di bagian lengan atau perut. Untuk menenangkan rakyat, Mahjoub perlu tampil di televisi seraya mengatakan, "Rakyat Mauritania perlu diyakinkan kembali bahwa kondisi presiden saat ini baik-baik saja. Beliau sedikit terluka, naik kendaraan ke rumah sakit tanpa bantuan, bahkan berjalan kaki tanpa kesulitan," katanya.

Sebelumnya, seorang sumber keamanan mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa lengan Abdel Azis ditembak oleh seorang penyerang yang tak dikenal saat dia dalam perjalanan liburan akhir pekan di dekat Tweila.

AL JAZEERA | CHOIRUL

Berita terkait

Presiden Afsel Minta Negara Kaya Tidak Timbun Vaksin Covid-19

27 Januari 2021

Presiden Afsel Minta Negara Kaya Tidak Timbun Vaksin Covid-19

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa meminta vaksin Covid-19 dibagikan merata ke seluruh negara di dunia

Baca Selengkapnya

Waswas Gelombang Dua Virus Corona di Afrika

18 Desember 2020

Waswas Gelombang Dua Virus Corona di Afrika

Wabah virus corona di wilayah Afrika barat dan tengah mengkhawatirkan mengingat banyak negara yang tak mampu membeli vaksin virus corona.

Baca Selengkapnya

WHO Ingatkan Kematian Akibat Malaria Bisa Lebih Tinggi dari Covid-19

30 November 2020

WHO Ingatkan Kematian Akibat Malaria Bisa Lebih Tinggi dari Covid-19

WHO mengingatkan angka kematian akibat penyakit malaria bisa melampaui kematian karena virus corona di kawasan Afrika.

Baca Selengkapnya

Gajah Afrika Berusia 52 Tahun Mati di Bonbin Amerika

9 Oktober 2020

Gajah Afrika Berusia 52 Tahun Mati di Bonbin Amerika

Gajah Afrika bernama Sophi sempat mengalami penurunan kondisi selama beberapa hari sebelum mati.

Baca Selengkapnya

Studi: Nyamuk Berevolusi Gigit Manusia Gara-gara Cari Air

26 Juli 2020

Studi: Nyamuk Berevolusi Gigit Manusia Gara-gara Cari Air

Banyak jenis nyamuk menggigit beragam jenis hewan, tapi beberapa hanya suka manusia dan tidak ada yang tahu kenapa hingga kini.

Baca Selengkapnya

Kematian Massal Gajah Liar di Botswana, Penyebab Masih Misterius

6 Juli 2020

Kematian Massal Gajah Liar di Botswana, Penyebab Masih Misterius

Hampir 400 gajah mati dalam 2 bulan. Konservasionis mengkritik lambannya pemerintah Botswana bertindak atas bencana yang dialami gajah di negeri itu.

Baca Selengkapnya

Didesak Afrika dan Aktivis, Dewan HAM PBB Bahas Rasisme di AS

15 Juni 2020

Didesak Afrika dan Aktivis, Dewan HAM PBB Bahas Rasisme di AS

Negara-negara Afrika diwakili Burkina Faso dan 600 organisasi HAM serta keluarga korban mendesak Dewan HAM PBB membahas rasisme sistematis di AS.

Baca Selengkapnya

54 Negara Afrika Desak Dewan HAM PBB Bahas Kasus George Floyd

15 Juni 2020

54 Negara Afrika Desak Dewan HAM PBB Bahas Kasus George Floyd

Dubes Burkina Faso meminta Dewan HAM PBB membahas sikap rasisme sistematis dan kekerasan polisi pasca tewasnya George Floyd.

Baca Selengkapnya

Protes Rasisme, Mengenal Sosok Cecil Rhodes dari Inggris

10 Juni 2020

Protes Rasisme, Mengenal Sosok Cecil Rhodes dari Inggris

Unjuk rasa anti-rasisme di Amerika Serikat telah menyebar ke Inggris. Demonstran meminta patung Cecil Rhodes dicopot.

Baca Selengkapnya

Virus Corona di Afrika Tak Seganas di Tempat Lain, Ini Sebabnya

24 Mei 2020

Virus Corona di Afrika Tak Seganas di Tempat Lain, Ini Sebabnya

WHO mencatat virus corona Covid-19 telah menyebar ke setiap negara di Afrika sejak kasus pertama dikonfirmasi di benua itu 14 minggu lalu. Tapi ...

Baca Selengkapnya