TEMPO.CO, Kentucky - Debat yang hampir seperti perang mulut antara calon wakil presiden Partai Republik, Paul Ryan, dengan Wapres Joe Biden jadi perhatian warga dunia maya. Ryan berulang kali mengkritik pemerintahan Obama yang membawa bangsa Amerika ke arah yang salah dengan menghambat pemulihan ekonomi dan melemahnya pengaruh AS di seluruh dunia.
Namun, bukan omongan Ryan yang menjadi perbincangan hangat di jagat maya. Adalah "hardikan" Biden yang kini menjadi trending topic di Twitter dan muncul dengan hastag #malarkey (omong kosong).
"Kita sedang menuju ke arah yang salah," kata Ryan, menyoroti kebijakan ekonomi pemerintahan ini. "Ini bukan pemulihan nyata seperti yang terlihat," katanya.
Dia juga mengulangi beberapa kali mengenai serangan teroris baru-baru ini di kompleks diplomatik AS di Libya dan protes anti-Amerika lainnya. "Apa yang kita tonton di layar TV adalah bubrahnya kebijakan luar negeri Obama," katanya.
Terkesan "gerah" dengan omongan Ryan, Biden menyergah dengan menyebut beberapa pernyataan Ryan sebagai "omong kosong". Ia menantang warga AS untuk mempercayai akal sehat mereka ketika menilai apa yang diomongkan kandidat Partai Republik itu.
Reformasi pajak yang diusulkan oleh Romney dan Ryan, ujarnya, akan merugikan kelas menengah AS. Alih-alih membuat negeri sejahtera, katanya, kebijakan itu hanya melindungi kaum kaya. "Rakyat, gunakan akal sehat Anda, siapa yang Anda percaya ini?" kata Biden.
Biden, 69 tahun, sebelumnya adalah politikus kawakan AS. Sementara Paul Ryan, 42 tahun, baru empat tahun terjun ke politik dan namanya terkerek setelah menjadi ketua komite anggaran DPR.
Meskipun pengalaman Biden lebih luas, polling CNN menunjukkan 55 persen responden mengharapkan Ryan untuk memenangi perdebatan.
Obama dan Romney akan bertemu lagi dalam debat pada 16 Oktober di New York dan Oktober 22 di Florida.
CNN | TRIP B
Berita terkait
Elon Musk Siapkan Format Baru untuk Konten Artikel X Menjelang Pemilu Amerika
12 Februari 2024
Konten Artikel X dari Elon Musk sangat mirip dengan 'Instant Article' di Facebook yang telah dipensiunkan pada 2022 lalu.
Baca SelengkapnyaCapres AS Ron DeSantis Didukung Elon Musk yang Kecewa pada Joe Biden
26 Mei 2023
Elon Musk sempat akui mendukung Ron DeSantis dalam Pilpres AS 2024 karena kecewa dengan Joe Biden.
Baca SelengkapnyaKanserlir Jerman Dukung Joe Biden di Pemilu Amerika
23 Mei 2023
Kanserlir Jerman Olaf Scholz mengutarakan dukungan pada Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang akan kembali mencalonkan diri dalam pemilu Amerika
Baca SelengkapnyaTuduh Pemilu Curang, Fox News Bayar Kompensasi Rp12 Triliun untuk Perusahaan Mesin Penghitung Suara
19 April 2023
Fox Corp dan Fox News menyelesaikan gugatan pencemaran nama baik oleh Dominion Voting Systems sebesar $787,5 juta atau setara hampir Rp12 triliun
Baca SelengkapnyaYevgeny Prigozhin Mengakui Mahasiswa Zambia Berperang untuk Grup Wagner di Ukraina
30 November 2022
Yevgeny Prigozhin dan perwakilan Wagner telah mengunjungi penjara Rusia menawarkan amnesti sebagai imbalan berperang untuk Rusia di Ukraina.
Baca SelengkapnyaKecewa pada Biden, Elon Musk Dukung Ron DeSantis di Pemilu Amerika 2024
27 November 2022
Elon Musk mengakui akan mendukung Ron DeSantis pada pemilu Amerika Serikat 2024 karena kecewa pada pemerintahan Joe Biden.
Baca SelengkapnyaElon Musk Anjurkan Warga AS Pilih Partai Republik, Ini Alasannya
8 November 2022
Pemilik baru Twitter, Elon Musk, mendesak warga AS memilih calon anggota Kongres dari Partai Republik untuk mengimbangi pemerintahan Joe Biden
Baca SelengkapnyaBos Tentara Bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin, Mengaku Mencampuri Pemilu Amerika
7 November 2022
Pengusaha Rusia Yevgeny Prigozhin menyatakan akan terus ikut campur dalam Pemilu Amerika.
Baca SelengkapnyaIni Bagian di Twitter yang Terdampak Kebijakan Pemangkasan Elon Musk
5 November 2022
Beberapa eksekutif menyusul CEO Parag Agrawal yang sudah langsung dipecat Elon Musk saat dirinya memastikan menjadi pemilik Twitter pekan lalu.
Baca SelengkapnyaApa Dampak Pemilu Amerika ke Indonesia
3 November 2020
Apakah itu Joe Biden atau Donald Trump yang akan memenangkan pemilu Amerika, sama-sama menguntungkan Indonesia selama situasi domestik mendukung.
Baca Selengkapnya