Clinton: Kedubes AS di Indonesia Tutup Sementara  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Jumat, 21 September 2012 12:24 WIB

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton. REUTERS/Jim Watson/Pool

TEMPO.CO, Washington DC - Penutupan Kedutaan Besar Amerika Serikat dan tiga konsulatnya di Indonesia sejak hari ini, menurut Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton, terjadi setelah pemerintah Amerika Serikat melakukan konsultasi dengan pemerintah Indonesia.

"Kami ingin memastikan bahwa penegakan hukum di Indonesia memiliki kemampuan untuk melakukan apa yang perlu dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada gangguan ketertiban sipil dan keamanan," kata Clinton menjawab pertanyaan Tempo usai pertemuan tahunan Komisi Gabungan di Washington DC.

Clinton menegaskan, penutupan fasilitas Amerika Serikat di Indonesia hanya sementara. Penutupan kantor perwakilan pemerintah Amerika Serikat di Indonesia itu terjadi bukan karena tidak ada kerja sama yang baik antara kedua negara. Bekas ibu negara Amerika Serikat ini malah berterima kasih atas kerja sama yang baik yang diperoleh dari pemerintah Indonesia, khususnya dari penegak hukum dan institusi keamanan di Indonesia.

"Kami sangat berterima kasih. Tidak hanya kerja sama dan perlindungan yang telah diberikan kepada fasilitas kami, tetapi juga untuk pernyataan keras mengutuk kekerasan dari Presiden, Menteri Luar Negeri, dan lain-lain."

Untuk memastikan amannya kantor-kantor diplomatik Amerika di Indonesia, Clinton juga berharap terjadi kerja sama sepenuhnya antara pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat. "Jadi, kami bekerja sama sepenuhnya dan kami sangat berterima kasih atas kepemimpinan yang kuat yang diberikan oleh Indonesia," katanya.

Pada kesempatan sama, Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa membenarkan ucapan Clinton bahwa keputusan penutupan Kedubes dan konsulat AS hari ini adalah keputusan yang dibuat berdasarkan komunikasi dan percakapan antara pihak berwenang di Indonesia dan Amerika Serikat.

Marty mengatakan, keputusan penutupan fasilitas Amerika di Indonesia dapat dimengerti dan diterima sebagai keputusan yang tepat. "Keputusan yang tepat, keputusan yang tidak dimaksudkan untuk menunjukkan niat tidak ramah kepada siapa pun," ujar dia.

Menurut Marty, Indonesia pun pernah melakukan hal yang sama di beberapa Kedutaan Indonesia di luar negeri. "Ketika situasi mengharuskan, Indonesia melakukannya juga," katanya.

Dia menegaskan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah menegaskan sikap pemerintah Indonesia dan rakyat Indonesia yang tidak bisa dan tidak akan memaafkan setiap tindakan kekerasan terhadap tempat diplomatik atau terhadap personel diplomatik.


Tantangan ke depan, menurut dia, bagaimana mencegah situasi pembakaran dan kekerasan yang disebabkan oleh film (Innocence of Muslims) yang disesalkan dan dikutuk bersama itu tidak terjadi lagi.

"Jadi, kami punya banyak pekerjaan rumah demi masa depan yang lebih baik," ujar Marty.

VICTORIA SIDJABAT (WASHINGTON DC)

Terpopuler:


Salman Rushdie Ogah Bela Pembuat Film Anti-Islam
10 Tuduhan Baru untuk "The Joker" Colorado
Inggris Wajibkan Prajurit Wanita Jalani Tes Hamil
Saluran Pipar Gas Alam Meksiko Meledak, 26 Tewas
Suu Kyi Minta AS Mulai Cabut Sanksi Ekonomi

Berita terkait

Wawancara dengan Tucker Carlson, Putin: Rusia Tidak Bisa Dikalahkan di Ukraina

9 Februari 2024

Wawancara dengan Tucker Carlson, Putin: Rusia Tidak Bisa Dikalahkan di Ukraina

Putin menegaskan penyelesaian perang secara damai hanya akan mungkin terjadi jika Washington berhenti memasok senjata ke Ukraina.

Baca Selengkapnya

COP28 Bahas Perubahan Iklim Picu Banyak Penyakit, Ada Hillary Clinton dan Bill Gates

3 Desember 2023

COP28 Bahas Perubahan Iklim Picu Banyak Penyakit, Ada Hillary Clinton dan Bill Gates

KTT iklim COP28 pada hari Minggu, 3 Desember 2023 ini akan mengalihkan perhatiannya pada realitas perubahan iklim yang memicu lebih banyak penyakit.

Baca Selengkapnya

Tuntut Hillary Clinton Tanpa Bukti, Trump dan Pengacaranya Didenda Rp14 M

20 Januari 2023

Tuntut Hillary Clinton Tanpa Bukti, Trump dan Pengacaranya Didenda Rp14 M

Donald Trump dan pengacaranya dihukum denda Rp14 miliar karena tanpa bukti menuntut Hillary Clinton

Baca Selengkapnya

Hillary Clinton Dapat Pekerjaan Baru Jadi Profesor di Universitas Kolombia

6 Januari 2023

Hillary Clinton Dapat Pekerjaan Baru Jadi Profesor di Universitas Kolombia

Hillary Clinton mendapat pekerjaan baru. Dia direkrut menjadi seorang professor di Universitas Kolombia di New York

Baca Selengkapnya

Alasan Hillary Clinton Memilih Pakai Setelan Celana dan Tinggalkan Rok

6 September 2022

Alasan Hillary Clinton Memilih Pakai Setelan Celana dan Tinggalkan Rok

Hillary Clinton mulai mengganti cara berpakaiannya setelah mengunjungi Brazil pada 1995. Ada insiden tidak menyenangkan dengan fotografer.

Baca Selengkapnya

Hillary Clinton Unggah Foto Berjoget, Dukung PM Finlandia Sanna Marin

29 Agustus 2022

Hillary Clinton Unggah Foto Berjoget, Dukung PM Finlandia Sanna Marin

Hillary Clinton memberikan dukungan kepada PM Finlandia Sanna Marin yang terlibat skandal video sedang dugem.

Baca Selengkapnya

Sanksi Rusia untuk 13 Pejabat AS Ditanggapi dengan Bercanda oleh Gedung Putih

16 Maret 2022

Sanksi Rusia untuk 13 Pejabat AS Ditanggapi dengan Bercanda oleh Gedung Putih

Mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menanggapi sanksi Rusia dengan cemoohan, "terima kasih atas penghargaan seumur hidup ini".

Baca Selengkapnya

Donald Trump Beri Sinyal Kemungkinan Maju di Pilpres AS 2024

27 Juni 2021

Donald Trump Beri Sinyal Kemungkinan Maju di Pilpres AS 2024

Di hadapan ribuan pendukungnya, Donald Trump memberi sinyal kemungkinan maju kembali di pemilihan presiden AS 2024.

Baca Selengkapnya

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya