TEMPO.CO , Washington - Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan astronot Buzz Aldrin memimpin upacara penghormatan yang ditujukan untuk Neil Armstrong. Dalam upacara penghormatan yang digelar Sabtu waktu setempat, 25 Agustus 2012, keduanya menunjukkan apresiasi mendalam bagi Armstrong.
“Ketika Armstrong dan rekan-rekannya dalam Apollo 11 bertolak ke bulan pada 1969, mereka telah menunjukkan pada dunia bahwa semangat Amerika bisa melebihi hal yang dianggap mustahil. Tidak ada yang mustahil,” kata Obama dalam acara penghormatan tersebut.
Obama juga menilai Armstrong membuat prestasi yang tidak akan pernah dilupakan. “Ketika dia menginjakkan kaki di bulan untuk pertama kalinya, maka pencapaian manusia di bumi tak akan pernah terlupakan,” katanya.
Aldrin, astronot yang mendampingi Armstrong saat menginjakkan kaki di bulan, sempat berbagi cerita mengenai rekanannya tersebut. Menurut dia, Armstrong memiliki skill, dedikasi yang tinggi. Pria yang meninggal dalam usia 82 tahun ini juga merupakan sosok yang sederhana. “Saya akan sangat merindukan Neil, sama seperti warga AS dan warga dunia yang akan kehilangan pionir dalam dunia aviasi dan luar angkasa,” katanya.
Walaupun terkenal di seluruh dunia, Armstrong yang merupakan veteran perang Korea disebut tidak menyukai popularitas yang disandangnya. Armstrong sendiri telah menerima tanda kehormatan dari 17 negara. Pemerintah Amerika Serikat sudah sering kali memberikan tanda jasa bagi Armstong.
“Ia tidak merasa dirinya harus disanjung-sanjung, Ia sangat rendah hati,” kata astronot Amerika Serikat pertama yang mengitari bumi, John Glenn.
Bagi Amerika Serikat sendiri, misi Apollo 11 adalah sebuah manuver selama perang dingin. Misi ini bertujuan memenuhi pernyataan presiden John F. Kennedy bahwa NASA bisa mengalahkan program luar angkasa Rusia dan mengirim manusia ke bulan.
Ucapan belasungkawa juga datang dari Perdana Menteri Australia, Julia Gillard. Ia menyatakan kematian Armstrong menjadi akhir dari sebuah era kemajuan manusia yang luar biasa. “Keteladanannya mengenai bagaimana melayani negara, pencapaian, dan sifat rendah hatinya tidak akan pudar,” kata Gillard.
Armstrong meninggal karena penyakit jantung dalam usia 82 tahun. Pada awal Agustus, ia sempat menjalani operasi untuk melancarkan pembuluh darah karena koronernya tersumbat.
STRAITS TIMES | ANANDA W. TERESIA
Berita lain:
Detik-Detik Pendaratan Neil Armstrong di Bulan
Masa Kecil Neil Armstrong
Jika Bulan Tersenyum, Ingatlah Neil Armstrong
Seoul Melunak Izinkan Warganya ke Korea Utara
Serangan Bom Bunuh Diri di Afganistan, 37 Tewas
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya