TEMPO.CO, New York - Jeffrey T. Johnson, pelaku penembakan di Empire State Building, dikenal sebagai lelaki baik nan manis di kalangan tetangganya. Salah seorang tetangga Johnson mengatakan, tiap pagi, lelaki 53 tahun itu kerap beranjak dari rumahnya di apartemen Upper East Side, sekitar pukul 07.30 waktu setempat.
"Saya kira dia pergi bekerja tiap pagi," kata Gisela Casella kepada New York Daily, Jumat, 24 Agustus 2012.
Menurut Casella, Johnson tak pernah masak. Untuk makan, ia selalu membeli penganan di restoran cepat saji, McDonald, di dekat tempat tinggalnya. Kemudian ia memakan pesanannya itu di kamar. Sendiri. "Saya tak pernah melihat Johnson dikunjungi teman, saudara, atau pacar," kata Casella.
Meski tak punya kawan dalam sosok manusia, Johnson memiliki teman seekor kucing. Dia juga suka bermain dengan anjing chihuahua milik Casella, Buddy. Dan ia rajin mengisap debu di kamar apartemennya setiap pagi. "Dia orang yang sangat lembut. Begitu melow," kata Casella.
Pada Jumat, 24 Agustus 2012, Johnson melakukan penembakan membabi buta di Empire State Building. Dengan pistol berkaliber 45 milimeter, Johnson menewaskan mantan rekan kerjanya. Si teman itu tertembak di bagian kepala. Selain itu, ia melukai sembilan orang lainnya.
Tak cuma warga sipil yang kena sasaran, Johnson juga mengempaskan peluru ke arah polisi. "Tapi petugas lapangan berhasil merobohkan Johnson. Ia tewas di tempat akibat peluru polisi," kata Komisaris Polisi Ray Kelly.
Penembakan itu terjadi sekitar pukul 09:30, saat jalanan tengah ramai. Menurut Fox News, Johson pernah bekerja di kawasan itu, tepatnya di Hazan Imports. Di sana, ia berprofesi sebagai desainer aksesori wanita. Namun kariernya kandas di 2011 ketika perusahaan itu memecatnya.
Situs berita CNN mengungkapkan, Johnson bekerja sebagai penjaga keamanan yang dipecat pada Kamis, 23 Agustus 2012. Ia pun tak puas dan merasa dikecewakan karena diberhentikan secara sepihak oleh kantornya.
CORNILA DESYANA
Terpopuler:
Sudah 200 Jasad Manusia Ditemukan di Kantor Xanana
Inilah Identitas Pelaku Penembakan Empire State
Penembak di Empire State Juga Tembaki Polisi
Penculik Bersenjata di Nigeria Bebaskan WNI
Gedung Putih Tak Tahu Ada Buku Penangkapan Osama
Pembunuh Massal Dijatuhi 21 Tahun Penjara
Seoul Melunak Izinkan Warganya ke Korea Utara
Malaysia Gantung 12 Penyelundup 185 Kilogram Sabu
Bom Mobil di Damaskus, 3 Cedera
Serangan Bom Bunuh Diri di Afganistan, 37 Tewas
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya