TEMPO.CO, Istanbul - Situasi dalam negeri Turki kian memanas. Militer Turki mempensiunkan serentak 40 jenderal dan laksamana yang saat ini sedang ditahan karena dakwaan akan melakukan kudeta. Langkah ini diduga sebagai usaha pemerintahan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan untuk mengebiri kekuatan militer.
Dewan Agung Militer (Supreme Military Council atau YAS) negara itu mengatakan, ke-40 jenderal dan laksamana tersebut termasuk dalam 55 perwira tinggi yang dibebastugaskan melalui pensiun. Sebagai gantinya, YAS yang dipimpin Perdana Menteri Erdogan mempromosikan 47 kolonel. Keputusan YAS ini sudah disahkan oleh Presiden Abdullah Gul pada akhir pekan lalu.
Langkah ini menjadi episode terakhir dari perseteruan pemerintah dan militer negara tersebut. Banyak pihak yang menilai pemerintah berusaha membungkam kekuatan dan pengaruh militer.
Asli Aydintasbas, kolumnis harian Milliyet, mengatakan seharusnya para petinggi militer ini tetap pada jabatannya sampai kasus diselesaikan pengadilan. “Berdasarkan hak asasi manusia dan konsep praduga tidak bersalah, para jenderal ini seharusnya tidak bisa dipaksa pensiun. Hal ini aneh dan terlihat seperti menggembosi militer,” kata dia.
Sejak 2008, ratusan perwira militer ditangkap dengan tuduhan berkomplot menggulingkan pemerintah--yang dinilai berbasis partai Islam--yang dipimpin Perdana Menteri Erdogan. Tahun lalu, Panglima Angkatan Bersenjata, Kepala Staf Angkatan Darat, Laut, dan Udara secara serempak mengundurkan diri karena perbedaan pandangan dengan Erdogan.
Selain perwira militer, sejumlah akademisi, wartawan, dan pengacara ditangkap dan diselidiki karena tuduhan ikut bergabung mengkudeta pemerintah. Sebagian dari mereka masih menunggu proses pengadilan dan bahkan beberapa malah belum didakwa secara resmi.
REUTERS | BBC | RAJU FEBRIAN
Berita lain:
Begini Jaringan Pornografi Anak Itu Terendus
Jaringan Pornografi dan Kanibalisme Anak Terkuak
PBB Pecah Soal Suriah
Jumlah Jomblo di Israel Meningkat Drastis
Timor Leste Klaim Lokasi Kantor Imigrasi di Wilayahnya
Berita terkait
Eks Menteri Turki Dirikan Partai untuk Hadang Erdogan
26 Oktober 2017
Eks Menteri Dalam Negeri Turki, Meral Aksener dirikan partai baru untuk geser Erdogan dari kursi kepresidenan dalam pemilihan presiden mendatang.
Baca SelengkapnyaErdogan Ganti Komandan Militer Darat, Udara dan Laut Turki
4 Agustus 2017
Perubahan besar di tubuh militer Turki ini dilakukan setelah percobaan kudeta yang gagal lebih dari setahun lalu.
Baca SelengkapnyaLagi, Turki Perpanjang Masa Darurat untuk Tiga Bulan
18 Juli 2017
Turki memperpanjang masa darurat untuk keempat kalinya
Baca SelengkapnyaPemerintah Erdogan Tangkap Direktur Amnesty International Turki
7 Juli 2017
Aparat Turki menangkap Direktur Amnesty International Turki, Idil Eser, atas dugaan memiliki hubungan dengan jaringan Fethullah Gulen
Baca SelengkapnyaJokowi dan Erdogan Sepakati Kerja Sama Antiteror dan Persenjataan
7 Juli 2017
Presiden Erdogan menyambut baik pernyataan Jokowi dan menekankan pentingnya pencegahan limpahan teroris ISIS ke negara lain.
Baca SelengkapnyaTerkait Kudeta Gagal, Turki Adili Jurnalis Kenamaan
19 Juni 2017
Turki mengadili 17 orang yang sebagain besar merupakan jurnalis kenamaan karena dituding terlibat dalam kudeta gagal pada Juli 2016.
Baca SelengkapnyaPaspamres Terancam Ditangkap, Erdogan Kecam Amerika Serikat
16 Juni 2017
Erdogan memprotes Amerika Serikat yang dilaporkan mengeluarkan surat penangkapan terhadap Pasmpamres pelaku pemukulan.
Baca SelengkapnyaGebuki Demonstran di AS, Paspampres Erdogan Terancam Ditangkap
16 Juni 2017
AS mengelurkan surat penangkapan terhadap 12 paspampres Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan karena memukuli demonstran di Washington
Baca SelengkapnyaTerkait Gulen, Penasehat Perdana Menteri Turki Ditahan
3 Juni 2017
Diduga memiliki hubungan dengan ulama Fethullah Gulen yang didakwa berada di balik kudeta Juli 2016.
Baca SelengkapnyaSetelah Topan Yolanda, Turki Bangun Masjid di Filipina
2 Juni 2017
TDV menghabiskan dana sekitar Rp 13 miliar, termasuk untuk pembangunan masjid di tiga kawasan di Kota Ormoc.
Baca Selengkapnya