TEMPO.CO, Damaskus - Suriah, Kamis, 2 Agustus 2012, menuduh Turki memainkan "peran mendasar" dengan cara memberikan dukungan kepada kelompok teroris dan kelompok jihad lainnya untuk melawan pemerintah Suriah.
"Pemerintah Turki menyiapkan kebutuhan militer, sedangkan Israel, Amerika Serikat, Qatar, dan Arab Saudi menyuplai informasi intelijen secara langsung kepada para teroris dalam perang melawan rakyat Suriah," demikian pernyataan Menteri Luar Negeri Suriah yang disiarkan televisi pemerintah.
Kedua negara, Suriah dan Turki, sesungguhnya adalah sekutu dekat. Namun, belakangan kedua negara berseteru, terutama sejak Presiden Bashar al-Assad menghabisi para pemberontak dengan senjata berat karena menuntut dirinya mundur. Seperti dilaporkan para aktivis Suriah yang dikutip Al Arabiya, belum lama ini sebanyak 94 orang tewas menyusul serangan militer Suriah ke kantong-kantong pemberontak.
Perdana Menteri Turki, Tayyip Erdogan, meminta Assad segera meninggalkan jabatannya seraya mengatakan bahwa negerinya kini menjadi kamp pengungsi rakyat Suriah di sepanjang garis perbatasan negara. Bahkan, banyak pejabat militer telah membelot ke Turki dan menjadi Komandan Pasukan Pembebasan Suriah yang berkoordinasi dengan para pemberontak untuk melawan pasukan Assad dari sana.
Selain Turki, Damaskus juga menuduh Prancis dan Amerika Serikat mengirimkan perlengkapan komunikasi kepada para pemberontak. Sumber-sumber di Amerika Serikat mengatakan Presiden Barack Obama memberikan isyarat rahasia dan memerintahkan kepada pihak berwenang agar memberikan dukungan kepada para pemberontak demi tergulingnya Assad.
Sumber-sumber di Teluk mengatakan kepada Reuters bahwa Turki telah menyiapkan pangkalan rahasia untuk kepentingan militer dan bantuan komunikasi kepada para pemberontak Suriah dari Kota Adana dekat perbatasan kedua negara.
Pernyataan pemerintah Suriah menyebutkan Turki telah menggunakan kamp pengungsian sebagai "basis militer" bagi para teroris yang selanjutnya melakukan kejahatan di Suriah. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan, "Itu bukanlah tuduhan pertama yang datang dari Suriah. Hal tersebut merupakan spekulasi yang tak merefleksikan kebenaran."
AL ARABIYA NEWS | CHOIRUL
Berita terkait
CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi
12 Januari 2018
Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.
Baca SelengkapnyaGadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB
18 Oktober 2017
Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.
Baca SelengkapnyaTujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah
13 Agustus 2017
Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal
Baca SelengkapnyaBeredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah
31 Juli 2017
Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.
Baca SelengkapnyaIndonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah
28 Juli 2017
KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah
23 Juli 2017
Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah
Baca SelengkapnyaKedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri
17 Juli 2017
Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.
Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung
15 Juli 2017
Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah
Baca SelengkapnyaDokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis
14 Juni 2017
Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.
Baca SelengkapnyaHina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB
18 Mei 2017
Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.
Baca Selengkapnya