Akhirnya Hillary Bilang \'Maaf\' ke Pakistan  

Reporter

Editor

Rabu, 4 Juli 2012 10:48 WIB

Hillary Rodham Clinton. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO , Washington - Menteri Luar Negeri Hillary Clinton mengeluarkan pernyataan meminta maaf untuk kerugian yang dialami militer Pakistan dalam insiden 26 November tahun lalu. Dalam sebuah serangan pesawat militer AS di perbatasan Afghanistan-Pakistan, 24 tentara Pakistan tewas.

\"Saya sekali lagi menegaskan penyesalan kami yang terdalam atas insiden tragis di Salala November lalu. Saya mengucapkan belasungkawa tulus kami untuk keluarga para tentara Pakistan yang tewas,\" kata Clinton, dalam panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Pakistan, Hina Rabbani Khar. \"Menteri Luar Negeri Khar dan saya mengakui kesalahan yang mengakibatkan hilangnya nyawa militer Pakistan. Mohon maaf atas kerugian yang diderita oleh militer Pakistan.\"

Kata \"maaf\" belum pernah digunakan oleh pemerintah AS sejak kejadian itu. Pemerintah Pakistan telah menuntut permintaan maaf sebelum mereka mempertimbangkan membuka kembali jalur pasokan NATO ke Afganistan, yang ditutup setelah kejadian.

Duta Besar Pakistan untuk Amerika Serikat, Sherry Rehman, mengeluarkan pernyataan bahwa negara itu menerima pernyataan Menlu Clinton dan berharap kedua sekutu dapat bergerak maju.

\"Kami menghargai pernyataan Menlu Clinton, dan berharap bahwa hubungan bilateral dapat segera menuju ke tempat yang lebih baik dari sini,\" kata Rehman. \"Saya yakin bahwa kedua negara bisa menyepakati isu-isu penting, terutama pada perdamaian di wilayah tersebut.\"

November lalu, segera setelah insiden itu, Jenderal John Allen, komandan NATO di Afganistan, juga menyampaikan belasungkawa yang mendalam \"kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari setiap anggota Pasukan Keamanan Pakistan yang mungkin telah tewas atau terluka,\" dan berjanji untuk memulai penyelidikan.

Setelah penyelidikan selama sebulan, Pentagon menyatakan \"penyesalan kami yang terdalam\", tapi tak meminta maaf. Alasannya, kedua belah pihak sama-sama salah.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Victoria Nuland mengatakan hari ini bahwa dia tidak ingin mengurai penggunaan kata \"maaf\" Clinton. Ia menegaskan kembali posisi Amerika Serikat yang disalahkan atas insiden di bulan November. \"Sebagai pernyataan itu menjelaskan, ada kesalahan yang dilakukan pada kedua belah pihak yang menyebabkan kematian dan mereka berdua meminta maaf,\" kata Nuland.

LOS ANGELES TIMES | TRIP B

Berita Terkait
Pasar Gelap Organ Manusia Meluas di Eropa

Kakek Ini Setia Pakai Sepeda Kado HUT Ke-12

AS Akan Kurangi Senjata Nuklirnya

SBY Minta Australia Bebaskan 54 Anak Nelayan

Polisi Prancis Serbu Rumah Nicolas Sarkozy

Parlemen Myanmar Siapkan UU Dongkrak Ekonomi





Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya