TEMPO.CO, London - Taipan media, Rupert Murdoch, turut mengomentari perceraian Tom Cruise-Katie Holmes dalam akun Twitter-nya. "Lihatlah Katie Holmes dan bagaimana kisah Scientology berkembang. Menyeramkan, bahkan mungkin jahat, tentang mereka itu," kata pria berusia 81 tahun ini
Ia juga menyebut Tom ada dalam posisi penting dari agama yang disebutnya memiliki 'kultus penyembahan yang aneh' itu.
Ia membuka rangkaian tweet-nya dengan kalimat pembuka, "Scientology kembali jadi berita. Pengkultusan yang aneh, tapi melibatkan perputaran banyak uang dengan Tom Cruise duduk pada posisi kedua atau ketiga dalam hierarki."
Tak lama setelah ocehannya muncul, pendiri News Corp ini segera panen kecaman. Banyak yang menyebut komentarnya tentang Scientology adalah bentuk penghinaan dan bertentangan dengan HAM.
Namun Murdoch menolak untuk mencabut tweet sebelumnya. "Banyak yang menyerang (tweet saya). Mungkin akan menjadi lebih buruk dan mungkin berbuah ancaman. Terus ikuti kisah saya," tulisnya.
Salah seorang pemilik akun meminta komentarnya tentang agama Mormon. Ia menjawab, "Mormonisme masih misteri bagi saya, tapi Mormon pasti tidak jahat."
Aktris Katie Holmes, 33 tahun, mengajukan gugatan cerai kepada Tom Cruise, 49 tahun, suaminya, di Pengadilan New York pada Kamis. Setelah pengajuan gugatan cerai itu, dua mobil dikabarkan selalu membuntuti Holmes, mendorong spekulasi mereka adalah anggota dari ajaran Scientology yang kontroversial itu.
Menurut TMZ, sudah beberapa hari, ada pria 'misterius' berkeliaran di sekitar apartemen Katie di New York dan menguntit ke mana pun dia pergi.
Kembali ke tweet Murdoch, banyak yang menyangsikan itu adalah tweet pria yang tengah berperkara untuk kasus penyadapan yang dialaminya. Namun sebagian meyakini begitulah gaya Murdoch jika tak menyukai sesuatu.
DAILY MAIL | TRIP B
Berita lain:
Imigran Muslim Lebih ''Inggris'' dari Kulit Putih
Kamera Tangkap Gambar Nenek ''Mesterius'', Hantukah?
Jegal Obama, Bos Kasino Modali Romney US$ 10 Juta
Nenek Moyang Manusia Pemakan Daun
Ini Robot Jawara Nasional 2012
Galaxy Nexus Dilarang di AS, Saham Samsung Jatuh
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya