TEMPO.CO, Washington - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat sedang mengkaji permohonan visa untuk seorang anggota parlemen Mesir. Langkah ini dilakukan setelah media meributkannya karena dia merupakan anggota kelompok yang dituduh mempunyai hubungan dengan terorisme.
Hani Nour el-Din akan mengunjungi Washington pekan ini sebagai bagian dari delegasi anggota parlemen Mesir. Ia adalah anggota dari kelompok Gamaa Islamiyah, yang dipersalahkan atas serangkaian kekerasan pada 1990-an, dan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah menetapkan organisasinya sebagai teroris.
Menurut hukum Amerika, anggota dari semua kelompok dalam daftar itu harus ditolak permohonan visanya.
"Untuk seseorang yang mewakili organisasi teroris yang akan diberikan visa untuk datang ke sini dan bertemu dengan pejabat, saya pikir itu diplomasi meragukan," kata Clifford May, peneliti di Foundation for Defense of Democracies. "Ini adalah organisasi teroris, tanpa ambiguitas tentang hal apa pun."
Tidak jelas apakah para pejabat Amerika menyadari asosiasi el-Din ketika dia diizinkan untuk berkunjung. Di antara jadwal kunjungan itu adalah menghadiri pertemuan dengan Deputi Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Denis McDonough.
Seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional menolak memberikan komentar. Departemen Luar Negeri melalui juru bicaranya, Victoria Nuland, menegaskan bahwa delegasi Mesir akan bertemu dengan dua pejabat tinggi saja--Deputi Menteri Luar Negeri William Burns dan Wakil Menteri Robert Hormats.
Dia mengatakan pertemuan Departemen Luar Negeri itu membahas topik seperti transisi Mesir ke pemerintahan sipil dan perlindungan hak asasi manusia.
CNN | TRIP B
Berita terkait
Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui
8 September 2017
Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu
Baca SelengkapnyaMesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan
31 Agustus 2017
Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.
Baca SelengkapnyaPPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat
10 Agustus 2017
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir
Baca SelengkapnyaMesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika
24 Juli 2017
Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.
Baca SelengkapnyaBeri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui
15 Juni 2017
Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.
Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas
27 Mei 2017
Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.
Baca SelengkapnyaTuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat
8 Mei 2017
Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad
Baca SelengkapnyaMesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek
6 Mei 2017
Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.
Baca SelengkapnyaMesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia
5 Mei 2017
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.
Baca SelengkapnyaSeniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia
4 Mei 2017
Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.
Baca Selengkapnya