TEMPO.CO , Kairo: Dewan Militer yang menjalankan pemerintahan transisi Mesir (SCAF) menyalahkan dua kandidat presiden karena masing-masing mengklaim sebagai pemenang dalam pemilihan presiden. Sedangkan hasil resmi pemilihan belum diumumkan.
Upaya lempar kesalahan itu disampaikan Dewan Militer melalui stasiun televisi pemerintah kemarin. Dengan klaim kemenangan dari kedua kandidat yang oleh Dewan Militer dikatakan prematur itu, keduanya dituding menabur benih pecah belah dan kebingungan.
Mohammed Mursi, kandidat presiden dari Partai Kemerdekaan dan Keadilan, sayap politik Ikhwanul Muslimin, mengklaim meraih lebih dari 51 persen suara dalam pemilihan pada 16-17 Juni lalu. Kandidat independen Ahmed Shafiq, bekas perdana menteri rezim Husni Mubarak, juga mengklaim sebagai pemenang dengan memperoleh lebih dari 60 persen suara.
Ribuan pendukung Mursi kemarin memenuhi Lapangan Tahrir dengan membawa spanduk dan selebaran foto Mursi. Mereka memprotes Komisi Pemilihan umum yang menunda pengumuman resmi pemenang pemilihan presiden akhir pekan ini.
Mereka kemudian menuding Dewan Militer akan melakukan kudeta melalui sejumlah manuver, termasuk membubarkan parlemen yang didominasi oleh Ikhwanul Muslimin dan amendemen konstitusi.
Para demonstran mengelu-elukan nama Mursi dalam aksi mereka seraya menyatakan Mursi sebagai pemenang.
Melalui stasiun televisi, Shafiq menilai aksi protes di Lapangan Tahrir sebagai kampanye teror. Ia menuding media melakukan manipulasi. “Semua berusaha mendesak Komisi Pemilihan mengumumkan hasil khusus,” ujarnya.
AL-AHRAM I AL-JAZEERA I REUTERS I MARIA RITA
Berita terkait
Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui
8 September 2017
Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu
Baca SelengkapnyaMesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan
31 Agustus 2017
Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.
Baca SelengkapnyaPPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat
10 Agustus 2017
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir
Baca SelengkapnyaMesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika
24 Juli 2017
Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.
Baca SelengkapnyaBeri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui
15 Juni 2017
Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.
Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas
27 Mei 2017
Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.
Baca SelengkapnyaTuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat
8 Mei 2017
Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad
Baca SelengkapnyaMesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek
6 Mei 2017
Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.
Baca SelengkapnyaMesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia
5 Mei 2017
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.
Baca SelengkapnyaSeniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia
4 Mei 2017
Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.
Baca Selengkapnya