FBI Selidiki Bocornya Rahasia Gedung Putih

Reporter

Editor

Kamis, 7 Juni 2012 09:02 WIB

Barack Obama. REUTERS/Jason Reed

TEMPO.CO , Washington - FBI telah meluncurkan penyelidikan atas kebocoran informasi rahasia yang melibatkan program cyberwar terhadap Iran. Meski seorang pejabat senior membenarkan, namun juru bicara FBI, Paul Bresson, tidak bersedia memberi konfirmasi atas penyelidikan itu.

Senator Saxby Chambliss, wakil Partai Republik di Komite Intelijen Senat, mengatakan dia mendapat informasi bahwa penyelidikan FBI sedang berlangsung. "Dalam beberapa pekan terakhir, kita telah menjadi semakin khawatir pada kebocoran lanjutan tentang program intelijen sensitif dan kegiatannya, termasuk rincian spesifik dari sumber-sumber dan metodenya," kata Chambliss.

Ia menyatakan hal ini secara serius mengganggu program intelijen yang sedang berlangsung dan menempatkan dalam bahaya kemampuan intelijen AS untuk bertindak di masa depan.

DPR dan Komite Intelijen Senat mengatakan mereka bermaksud untuk meninjau undang-undang yang potensial untuk memperkuat otoritas dan prosedur yang berkaitan dengan akses pada informasi rahasia dan pengungkapannya. Selain itu juga untuk memastikan bahwa langkah-langkah pidana dan administratif akan diambil bagi pelanggarnya.

Gedung Putih menyatakan telah mengambil semua langkah yang tepat dan diperlukan untuk mencegah kebocoran informasi rahasia atau informasi sensitif. "Pernyataan yang menyebut kebocoran adalah disengaja untuk keuntungan politik adalah sangat tidak bertanggung jawab," kata juru bicara Gedung Putih, Jay Carney , dari pesawat Air Force One saat menyertai Obama pergi ke acara kampanye di Pantai Barat.


Sebelumnya diberitakan, Presiden Amerika Serikat Barack Obama dilaporkan memerintahkan serangan cyber berupa virus Stuxnet ke Iran. Gedung Putih tidak menolak atau mengkonfirmasi berita itu.

Serangan virus Stuxnet yang melumpuhkan instalasi atom Iran, diyakini merupakan perintah langsung dari Obama dilaporkan pertama kali oleh New York Times. Ketika musim panas 2010 serangan virus itu diketahui publik, disebutkan harian itu, Obama memerintahkan semakin digencarkannya serangan.

Gedung Putih menyatakan tidak bersedia memberikan pernyataan. Jurubicara pemerintah Josh Earnest menyebutkan, ia tidak bisa membantah atau mengkonfirmasi berita tersebut.

"Informasi semacam itu akan tetap dirahasiakan", katanya. Earnest mengajukan argumentasi, publikasinya akan mengancam kepentingan nasional Amerika.



TRIP B | CNN

Advertising
Advertising

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya